Belajar Kearifan Lokal Dari Suku Baduy

 

 

Covid-19 melanda seluruh dunia hingga ke Indonesia dan menyerang di setiap daerah. Tapi tidak dalam suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Ketika di berbagai daerah terjadi di angka positif, di Baduy tercatat 0 kasus Covid-19. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apakah ini ada kaitannya dengan keteguhan masyarakat adat suku Baduy?

Ayo belajar kearifan kokal dari Suku Baduy

 

Klik

Tragedi Nol Kasus Covid-19 Suku Baduy

Sebuah fakta yang cukup mencengangkan tentang Nol Kasus Covid-19 Suku Baduy. Covid-19 menyerang ke berbagai daerah di dunia termasuk di Indonesia. Hampir tidak ada daerah yang bebas dari virus ini. Namun, Suku Baduy tidak demikian. Di daerah Baduy tidak ada kasus positif Covid-19.

Apa rahasia masyarakat Suku Baduy sehingga bisa mencapai Nol Kasus itu? Bagaimana pula karakter masyarakat Suku Baduy yang sangat khas itu?

 

Indonesia memiliki kearifan lokal kalau sistem yang kaya. Memiliki banyak suku adat yang bertahan hingga sekarang. Mereka suku adat memiliki kekhasan masing-masing. Masyarakat suku adat Baduy dikenal sebagai suku adat yang yang tidak terpengaruh oleh teknologi.

Suku Baduy terletak di Kampung Ciboleger, Desa Bojongmanik, Kecamatan Leuwidamar, kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Karena mendiami kawasan Kanekes, Suku Baduy sering disebut Urang Kanekes.

Suku Baduy membatasi diri dari perkembangan zaman. Mereka memilih mempertahankan hidup secara tradisional. Pertanian pun dilakukan secara tradisional dengan alat pertanian khas seperti bedog (golok), arit, kored (cangkul kecil), etem (sejenis ani-ani), dan pisau.

Desa Kanekes terbagi menjadi dua yaitu Kampung Baduy Dalam (Tangtu) dan Luar (Panamping). Baduy Dalam hanya terdiri atas tiga kampung, yakni Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Tiga daerah inilah yang masih kuat memegang teguh adat.

Di sana tidak ada listrik, tidak ada alat elektronik, dan tidak ada alat transportasi modern. Ciri khas Baduy Dalam adalah mengenakan baju pangsi putih atau hitam, sarung aros hitam, dan ikat kepala putih.

Ciri khas Suku Baduy; berjalan kaki tanpa alas kaki (foto: Republika Online)

Sementara, Baduy Luar sudah berkembang menjadi 65 kampung. Berbeda dengan Suku Baduy Dalam, Suku Baduy Luar menerima sebagian teknologi dan mengelola lahan-lahan di luar Desa Kanekes maupun Kecamatan Leuwidamar.

Batas desa Baduy Luar ada di Ciboleger. Bisa dibilang Ciboleger menjadi gerbang Baduy. Angkutan pedesaan maupun transportasi pengunjung berhenti di sini. Jarak Ciboleger dari Kota Rangkasbitung sekitar 40 kilometer. 

Zaman semakin maju. Teknologi semakin canggih saja. Dalam bidang transportasi pun semakin canggih dan maju saja. Hebatnya, Suku Baduy Dalam selalu bertelanjang kaki saat berjalan. Mereka pun pantang menaiki kendaraan apa pun.

Bayangkan oleh kita. Zaman modern begini masih ada yang kokoh memegang adatnya bahkan dalam hal transportasi. Bukankah ini hal yang luar biasa?

Saat berkunjung ke Suku Baduy terasa sekali lingkungan yang asri, bersih, dan alami. Udaranya segar. Banyak sekali pepohonan, tanaman, dan rerumputan. Udara yang bersih membuat pikiran lapang dan segar.

Rumah-rumah dan bangunan di kawasan kampung Baduy terlihat rapi dan bersih. Rumah penduduk berbentuk panggung berbahan kayu. Mereka tidak menggunakan paku. Mereka masih memakai pasak kayu.

Di beberapa jalannya ada leuit atau lumbung padi yang khas. Sungai-sungainya jernih dan segar. Saat membasuh muka di sungai terasa sekali kesegarannya. Ada jembatan bambu yang dibangun tanpa paku. Mereka menggunakan tali ijuk pohon aren untuk mengikat potongan-potongan bambu. Jembatan ini dibangun secara swadaya masyarakat Baduy.

Karakteristik Suku Baduy merupakan kekayaan Indonesia yang menakjubkan. Indonesia memang tak pernah kehilangan hal-hal yang menakjubkan.

Meskipun tertutup dari pengaruh luar, pada waktu tertentu, Suku Baduy menjalin silaturahmi ke luar. Secara rutin ada kegiatan Seba Baduy. Kegiatan ini dilakukan setahun sekali. Suku Baduy mengantarkan hasil bumi kepada Bapak Gede. Bapak Gede adalah sebutan untuk pimpinan daerah yaitu Bupati Lebak dan Gubernur Banten.

Kegiatan Seba Baduy biasanya ramai dan menarik wisatawan berkunjung. Banyak nilai-nilai kearifan lokal dalam Seba Baduy.

Untuk sampai ke Bapak Gede Suku Baduy menempuh puluhan kilometer. Dan itu dilakukan dengan berjalan kaki. Bahkan tanpa alas kaki meskipun jalan aspal dalam kondisi panas sekalipun.

Istilahnya huyunan yaitu berjalan baris memanjang satu per satu. Orang tua atau yang ditokohkan harus berjalan paling depan. Hal ini mengandung pengertian bahwa para tetua harus dihormati dan dihargai. Berjalan kaki tanpa alas mengandung filosofi penerimaan atas pemberian Tuhan tanpa mengeluh atau menambah-nambahi.

Pikukuh Bijaksana Suku Baduy

Suku Baduy memiliki pikukuh yang luar biasa. Pikukuh ini menjadi panduan hidup mereka. Initinya adalah menjaga alam dan keseimbangan hidup. Berikut ini pikukuh Suku Baduy yang sangat dalam maknanya.

gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang diruksaklojor teu meunang dipotongpendek teu meunang disambung

gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak, panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung.

 

Rumah-rumah warga Suku Baduy (dok. komunitas)

Meskipun mengisolasi diri dari peradaban modern, Baduy adalah sebuah suku yang mampu mempertahankan keindonesian dan mengamalkan nilai-nilai leluhur.

Kekayaan nilai-nilai luhur Suku Baduy tidak pernah habis untuk digali. Prinsip hidupnya menginspirasi kita. Rasa-rasanya Indonesia tidak pernah kehabisan hal-hal yang menakjubkan, orang Baduy menjadi bukti nyatanya.

Kekayaan budaya itu pernah digali melalui film ‘Ambu’ yang dibintangi Claudia Cyntia Bella. Meskipun begitu, Ambu belum mampu mengupas kekayaan budaya Suku Baduy yang sedemikian mendalam.

Karakteristik Suku Baduy merupakan kekayaan Indonesia yang menakjubkan. Indonesia memang tak pernah kehilangan hal-hal yang menakjubkan.

Suku Baduy tidak mengenal pendidikan formal. Jadi mereka tidak mengenal sekolah pada umumnya. Mereka dididik di keluarga dan alam.

Mereka belajar dari alam dengan alam dan bersama alam. Mereka sangat menjaga alam.

Meskipun tidak sekolah, mereka punya pengetahuan yang luas tentang alam.

Kiprah mereka menjaga alam patut kita tiru. Kita bisa belajar dari mereka. Kontribusi terhadap alam dan bangsa ini tidak diragukan lagi.

 

Kiprah Universitas Esa Unggul (UEU) Mencerdaskan Bangsa

Dengan potensi kita masing-masing yang unik dan berbeda, kita bisa berkontribusi untuk bangsa dengan cara yang berbeda. Kiprah Universitas Esa Unggul dalam mencerdaskan bangsa tidak diragukan lagi.

UEU didirikan pada 1993 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kemala Mencerdaskan Bangsa.

Dengan kerja keras, civitas akademika UEU mampu membawa kampus ini menjadi salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terkemuka di Jakarta.

UEU mengalami perkembangan yang sangat pesat.

UEU memiliki 4 Kampus yang berada di daerah yang strategis yaitu satu di Jakarta, dua di Tangerang (di Citra Raya dan Serpong), serta satu lagi di Bekasi dan Kampus utama berada di Jakarta Barat.

UEU menjadi “Urban Campus” dengan luas kawasan hijau seluas 4,5 ha di jantung kota Jakarta.

Dengan 3 pilar keunggulan Universitas Esa Unggul (UEU) yaitu kewirausahaan, teknologi informasi, dan Kemampuan Berkomunikasi, UEU bertekad untuk mengacu pada standar perguruan tinggi kelas dunia dan menjalankan best practices yang dilakukan oleh perguruan tinggi kelas dunia.

UEU dikenal bukan hanya menghasilkan pemikir cerdas dan kritis, namun juga menghasilkan lulusan yang inovatif dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

Institusi ini akan berupaya untuk menghasilkan output, baik hasil penelitian maupun hasil pengabdian masyarakat, yang diakui oleh kontribusinya oleh komunitas global. Dan yang paling penting, UEU berupaya keras untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dan daya saing global.

Rektor Universitas Esa Unggul

Dr. Ir. Arief Kusuma A.P., MBA, IPU

VISI Universitas Esa Unggul (UEU)

Menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan yang unggul dalam mutu pengelolaan (proses) dan hasil (output) kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

MISI: Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan relevan, Menciptakan suasana akademik yang kondusif, Menciptakan pemimpin yang berkarakter dan berdaya saing tinggi.

Universitas Esa Unggul Sukses Meraih Peringkat 3 Universitas Swasta Terbaik di Jakarta dan Peringkat 2 ‘Top Universities on Facebook’ di Seluruh Indonesia Versi 4ICU UniRank

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diadakan oleh Esa Unggul dengan tema “Wonderful Indonesia”.

#wonderfulIndonesia #esaungguluntukindonesia #esaunggul

Referensi tulisan

Pengalaman berkunjung ke Suku Baduy bersama komunitas Blogger Lebak

https://daerah.sindonews.com/berita/1299608/174/ini-dua-permintaan-warga-baduy-kepada-pemkab-lebak

https://www.esaunggul.ac.id/tentang-kami/

https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20170524/Bertamu-ke-Jantung-Baduy/