Ayo Gunakan Transaksi Digital Untuk Memajukan Pendidikan dan Ekonomi Nasional
Nahas, ada penyusup yang masuk ke ruang bendahara dan menggondol sejumlah uang. Anehnya, si penyusup bisa tahu dan merusak kamera keamanan. Padahal saat itu bendahara baru saja menerima pembayaran uang sekolah dari para orang tua. Tentu banyak uang di kas sekolah.
Sejak saat itu, pembayaran sekolah pun dilakukan dengan cara transfer. Lalu masalah kehilangan uang selesai. Tak ada lagi kejadian kehilangan uang, selisih penghitungan uang.
Dengan pembayaran secara digital, bukan hanya menyelesaikan masalah kehilangan uang tapi juga banyak hal.
1. Praktis
Banyak orang menginginkan kemudahan dalam berbagai urusannya. Termasuk dalam aktivitas ekonomi. Ya, kepraktisan menjadi prioritas di antara berbagai pertimbangan lainnya.
Transaksi digital jelas praktis. Nggak perlu repot bawa uang, nggak ribet bawa uang pas, nggak perlu bawa dompet segala.
Berbagai pembayaran bisa dilakukan dari rumah. Jadi nggak perlu mendatangi tempat yang dimaksud untuk melakukan pembayaran. Jadi kita bahkan bisa membayar uang sekolah dari rumah saja, nggak perlu keluar uang transportasi. Bahkan nggak rapi atau mandi dulu. Upsss…
Saya pernah bertugas sebagai panitia pendaftaran peserta didik baru (PPDB). Sering bingung dengan uang kembalian orang tua yang membayar uang pendaftaran. Memang sih sudah disiapkan uang kecil untuk kembalian. Tapi nggak banyak. Sudah habis untuk kembalian 2 – 4 orang tua saja. Nah, kalau pakai pembayaran digital kan nggak repot dengan uang kembalian.
Hmm, uang kembalian memang sering membingungkan. Pernah kan ke warung tapi sama kasirnya ditawarkan permen sebagai kembaliannya.
“Kembaliannya permen aja ya Pak? Nggak ada uang kecil,”
Mau nolak, tapi kok nggak enak.
Dengan transaksi digital, hanya smartphone sebagai bekal, berbagai transaksi pembayaran bisa dilakukan. Gampang atau gampang banget? Hehe.. apalagi zaman now setiap orang pasti nggak asing dengan smartphone. Bahkan banyak kan satu orang punya dua atau tiga smartphone.

2. Nggak Repot Mengantre
Sudah lama tidak begitu. Sebab sudah pakai aplikasi mobile banking. Sekarang saya bisa mengecek gajian kapan saja dan dari mana saja. Bisa dari rumah, tempat kerja, atau tempat ngopi sekalipun.
Nunggu gajian memang harap-harap cemas. Kalau tidak punya aplikasi mobile banking harus mengecek ke ATM. Namanya untung-untungan. Kalau sudah gajian, lumayan. Kalau belum gajian, lumanyun. Hehe…
Kasihan. Jauh-jauh atau panas-panas berangkat ke ATM ternyata nihil.

3. Mudah Mengamankan Bukti-bukti Pembayaran
Entah mana yang benar. Hitungan sekolah atau orang tua. Sementara, kedua pihak tidak menyimpan bukti pembayaran. Hilang atau lupa menyimpan. Nah, kalau pakai sistem pembayaran digital, bukti pembayaran bisa diakses kapanpun mau. Bukti pembayaran masih tersimpan dengan rapi dan baik.

4. Bebas Kontak Fisik
Nah, dengan penggunaan transaksi digital hal ini bisa dilakukan.
Nah, begitu banyak kelebihan penggunaan transaksi digital yang dapat membantu berbagai aktivitas kita.
Sederet kelebihan di atas memang terjadi di dunia pendidikan. Tapi, bukan hanyak di dunia pendidikan saja lho. Berbagai kemudahan aktivitas ekonomi karena penggunaan transaksi digital juga berlaku di bidang lainnya.
Kabar baiknya, saat ini Bank Indonesia (BI) baru saja meluncurkan sistem Quick Respon Indonesia Standard (QRIS) sebagai metode pembayaran digital bagi seluruh masyarakat Indonesia. QRIS merupakan hasil kerjasama BI dengan asosiasi sistem pembayaran Indonesia.
Saat ini kan banyak pembayaran dengan menggunakan QR Code. Nah, QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code ini.
QRIS diluncurkan demi mendukung perkembangan ekonomi digital. Melalui QRIS pembayaran digital menjadi lebih mudah dan dapat diawasi oleh regulator dari satu pintu.

Dengan menggunakan QRIS nantinya berbagai merchant akan melalui satu pintu.

Jenis-jenis pembayaran apa saja yang bisa menggunakan QRIS?

Merchant Presented Mode (MPM) Statis
Paling mudah, merchant cukup memajang satu sticker atau print-out QRIS dan gratis. Pengguna hanya melakukan scan, masukkan nominal, masukkan PIN dan klik bayar. Notifikasi transaksi langsung diterima pengguna ataupun merchant. QRIS MPM Statis sangat cocok bagi usaha mikro dan kecil.


Customer Presented Mode (CPM) (sedang dalam tahap ujicoba)
Mengenal Karakteristik QRIS
QRIS memiliki karakteristik UNGGUL yang merupakan kepanjangan dari:

Salah satunya adalah faktor keamanan. Ya, tentu konsumen sangat ingin keamanan datanya terjamin. Tidak mau bocor yang bisa dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggungjawab. Wajar sih ada kekhawatiran ini.
Tapi jangan khawatir karena Bank Indonesia menjamin data sistem pembayaran harus terlindungi dari risiko serangan siber.
Bank Indonesia telah menerbitkan ketentuan PADG No.21/18/PADG/2019 tanggal 16 Agustus 2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran yang antara lain mengatur ruang lingkup penggunaan QR Code untuk pembayaran, implementasi QRIS sebagai standar nasional, laporan dan pengawasan.
Hal ini bisa kita lihat dari para pihak dalam pemrosesan transaksi QRIS yang terdiri atas Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), Lembaga Switching, Merchant Aggregator; dan pengelola National Merchant Repository.
Yang dapat melakukan pemrosesan transaksi QRIS adalah Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang termasuk dalam kelompok Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran front end seperti Penerbit dan/atau Acquirer.
PJSP dan Lembaga Switching yang melaksanakan kegiatan pemrosesan Transaksi QRIS wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Nah, regulasinya sangat meyakinkan, bukan? Karena itu, nggak usah ragu lagi dengan penggunaan QRIS ini.

Peluncuran QRIS pada Agustus 2019 lalu

Penutup
Bukan hanya di bidang pendidikan saja. Di bidang lainnya seperti ekonomi pun penggunaan transaksi digital bukan hanya memudahkan setiap transaksi tapi dipastikan membuat usaha atau bisnis semakin banyak mendatangkan cuan. (*)

Penulis:
Supadilah, M.Pd.
Seorang guru di SMA Terpadu Al Qudwah, Lebak, Banten. menyukai literasi dan olahraga. Juara 2 lomba artikel dan karya jurnalistik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2018.