Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/aromabuk/domains/aromabuku.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Polri: Pribadi Mengayomi dan Lembaga Presisi - aromabuku

POLRI,

Pribadi Mengayomi dan Lembaga yang Presisi

Sosoknya menjadi andalan di lingkungan. Memang bukan penyelesai segala keluh kesah warga, tapi jika warga punya keluhan, warga minta tolong kepada beliau. Siapakah beliau?

 

 

 

Beliau namanya Pak Sigit (kebetulan banget sama namanya dengan Pak Kapolri kita). Bisa dibilang, beliau multitalenta. Banyak hal yang bisa beliau kerjakan. 

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai anggota polisi, tidak menghalanginya untuk membantu warga perumahan.

Dengan sigapnya beliau membantu warga yang punya masalah dengan penerangan di rumah atau sekitar rumahnya. Dengan cekatan beliau mencarikan solusi air yang macet.

“Wah, air di blok D macet, ibu-ibu pada ngamuk,” kata saya di grup WhatsApp di malam itu. Sekira jam 8 malam. 

“Iya nih. Udah beberapa hari nggak ngalir,” timpal Pak Eko, warga satu blok dengan saya. 

Sebenarnya kami mengeluh kepada semua. Pak Sigit memang pengurus RT, tapi bukan ketua RT-nya. Tapi, dengan sigap Pak Sigit meresponnya.

“Siap, ntar ke sana. Tunggu Sigit selesai di sini ya,”

Usianya masih muda. Saya biasa merasakan nada sopan kalau bicara, dan kalimat yang hormat saat chat di grup WhatsApp. Memang agak lama beliau datang. Mungkin harus piket di kantor. Setelah curhat di grup WhatsApp, saya ngobrol dengan tetangga. Kebetulan malam Sabtu, jadi besok libur. Saya bisa agak malam ngobrol dengan tetangga. Sekitar jam 10 malam, Pak Sigit datang membawa senter. Langsung mengecek saluran air yang diduga macet. Tak hanya menerima laporan saja, Pak Sigit turun langsung!

Kiri: Pak Sigit dan warga sedang berbincang untuk memperbaiki saluran air. Kanan: Pak Sigit meninjau langsung saluran air yang macet. Foto: dokumentasi pribadi

“Pipanya kemungkinan banyak kotorannya, Mas Padil. Maklum, sudah 5 tahunan nggak di-maintenance,” begitu katanya.

“Besok saja ya kita kerjakan. Masukkan selang atau besi behel, pipa harus dibersihkan, kotorannya dikeluarkan.”

“Oh, siap Pak Sigit. Mohon maaf lho saya ngerepotin. Pak Sigit ngeceknya besok aja nggak papa sih. Saya jadi nggak enak malam-malam pulang dari kantor harus ke sini,” jawab saya.

“Nggak papa, Mas Padil. Lagian nggak capek banget kok,”

Lalu Pak Sigit menawarkan mengganti pipa karena pipa lama pasti banyak kerak kotorannya. Saya manut

Pagi dan siang Pak Sigit ke kantor. Sore beliau sudah ganti ‘kostum’ dengan kostum lapangan. Dibantu para warga, beliau langsung gercep.

Dengan cekatan beliau menggali tanah, membongkar instalasi air, memotong pipa dan menyambungnya lagi, mengangkat pipa lama, dan mengganti dengan yang baru. Jangan bayangkan sepele dan mudah, lho. Dilihat dari lamanya pengerjaan, bakal ketahuan betapa susah pengerjaannya.

Jadi, mulai mengerjakan sekitar pukul 4 sore, saat adzan Magrib belum selesai. Dihentikan untuk shalat dulu. Jam berapa selesainya? Jam 10 malam.

Padahal, yang sedang dibenerin, bukan jalur rumah beliau, lho. Tapi malah beliau yang mengerjakan, tuntas sampai selesai.

Dari sore hingga malam memperbaiki saluran air. (Pak Sigit berkaos POLDA BANTEN). Foto: dokumen pribadi

Namanya “Dijaminkan” Untuk Kepentingan Perumahan

Suatu waktu, mesin air di perumahan kami rusak. Air tak mengalir. Tentu saja ini masalah gawat. Sebab air merupakan kebutuhan pokok. Kata Pak Sigit, kalau air nggak ngalir, bisa marah polda. Polda yang dimaksud adalah polisi dapur alias ibu-ibu.

Ya, maklum ibu-ibu sangat membutuhkan air untuk masak, mencuci, mandi, dan lainnya. Kalau sempat macet, ibu-ibu pada protes.

Harganya cukup lumayan. Sekitar Rp. 12 juta untuk mesin yang bagus. Hal ini membuat warga cukup bingung. Sebab dana kas tidak mencukupi. Butuh waktu kalau menunggu iuran warga. Sementara, kebutuhan air sudah mendesak.

Lalu muncullah inisiatif Pak Sigit. Sebentar dia menelpon toko bangunan. Tidak berapa lama, beliau bilang mesin akan segera dikirim.

“Yang penting nanti diganti. Saya sudah menjaminkan nama saya nih. Mesin bisa dikirim dulu. Kalau sudah terkumpul uangnya, kita bayar,”

“Ya, Pak. Nggak papa kita nanti iuran. Toh, buat air. Kita semua butuh,” tukas Pak Ridwan, ketua RT di lingkungan kami.

Dan benar saja, tidak berapa lama, mesin datang. Sore itu juga, mesin selesai dipasang. Air lancar. Ibu-ibu senang. Warga pun demikian. Satu pekan kemudian, mesin selesai dibayarkan.

Wah, kebayang kalau harus nunggu iuran terkumpul, bisa-bisa para ibu protes dan ngomel-ngomel. Beruntung, dari menjaminkan nama Pak Sigit tadi persoalan air bisa segera diatasi. Saya rasa, ini karena sosok Pak Sigit yang bisa dipercaya sama pemilik toko bangunan tadi. Kalau tidak, mana bisa barang semahal itu bisa dibayar kemudian.

Dari Sosoknya, Saya Belajar Ilmu Parenting

Bahkan saya belajar parenting atau tentang pengasuhan anak kepada Pak Sigit. Meskipun saya seorang guru yang sudah biasa dengan masalah pendidikan anak, tak urung saya mendapatkan ilmu baru dari bapak dua anak ini.

Misalnya saat anak saya rebutan mainan dengan anaknya. Namanya anak-anak, wajar ya kalau rebutan mainan. Beliau sering meminta anaknya meminjamkan mainannya. Beliau sering mengajarkan untuk mengalah.

Lalu, apa lagi? Ada satu pelajaran tanggung jawab yang diterapkan pada anaknya. Saat anak pertamanya usia sekolah menengah, dia memberikan fasilitas handphone.

“Harus tanggung jawab. Handphone papa kasih ke kamu. Kamu harus jaga. Bagus atau rusaknya handphone kami sendiri yang merasakannya. Harus tahu waktu juga. Jangan sering-sering maen handphone.”

Begitu cerita Pak Sigit. Singkatnya, handphone anaknya rusak. Pak Sigit tegas tidak mau membelikan lagi. Akhirnya, sekarang anaknya tak bisa maen handphone lagi. Belum ada niatan memberikan fasilitas handphone lagi.

Sosok Yang Rendah Hati & Mengayomi

Saya benar-benar dibuat kagum pada sosok yang kebetulan namanya sama dengan bapak Kapolri Sigit.

Beberapa waktu lalu isteri pernah bercerita bahwa Pak Sigit pun bisa memijit.

“Hah? Yang bener, Dek?” Tanya saya kepada istri. Seakan nggak percaya.

“Iya, Mas. Pak Komar yang cerita. Pas tadi ngumpul dan ngobrol di warung Pak Komar sama Bu Noni. Katanya sih udah bisa mijit kalau ada warga yang keseleo.”

“Waduh, bener-bener ya Pak Sigit itu,” gumam saya.

Bayangkan, seorang polisi, mau-maunya mijit warga yang keseleo atau sakit. Pak Komar itu warga yang punya warung kelontong. Tidak besar juga. ‘Orang biasa’, sama seperti saya.

Nggak mudah lho orang berpangkat mau rendah hati dekat dengan warga bahkan mau mijit. Harus benar-benar sosok yang berjiwa besar dan rendah hati yang bisa melakukannya.

Ingin Jadi Orang Yang Bermanfaat

Sosok polisi seperti Pak Sigit merupakan cermin sosok pengayom masyarakat. Tentu saja keberadaan beliau membuat lingkungan aman. Keberadaannya menyelesaikan banyak masalah yang dikeluhkan warga.

Saya rasa maling takut kalau mau menyatroni lingkungan yang ada polisinya. Kalau berani, dalam istilah Bahasa Jawa, namanya ulo  marani pentung atau ular mendatangi pentung.

Bukan hanya itu, kehadiran sosok pengayom masyarakat seperti Pak Sigit menjadi andalan.

Berbagai keluhan tentang lingkungan bisa diselesaikan dengan beliau- bekerja sama dengan warga lainnya. Memang, itu kerja bersama.

Tapi memang sangat ditentukan oleh pemantiknya. Maksud saya, kalau tidak ada pemantiknya, walaupun banyak orang, bisa tidak jalan program lingkungan.

Banyak perubahan di perumahan kami. Selain masalah air yang sudah lancar, ada banyak program lain yang berhasil dan memuaskan.

Apa saja misalnya? Pengadaan lapangan serba guna, acara 17-an (sebelum pandemi), perbaikan jalan, renovasi musola, penyemprotan desinfektan untuk pencegahan Covid-19, dan lainnya.

Sekali lagi, memang bukan hanya karena Pak Sigit sehingga lingkungan kami menjadi semakin nyaman dan kondusif. Tapi banyak hal yang berjalan karena ada pemantiknya.

Semakin hari sosok polisi semakin membanggakan. Humanis dan mengayomi secara pribadi, dan PRESISI secara kelembagaan.

Mengenal POLRI PRESISI

Semakin hari kepolisian Republik Indonesia (Polri) semakin berbenah. Pada kepemimpinan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengusung Polri PRESISI.

Setidaknya terlihat dari PRESISI. Hm, kalau baca presisi, sebagai guru fisika, saya langsung teringat pengukuran. Ya, dalam fisika dikenal istilah presisi. 

Presisi mengacu pada tingkat ketepatan absolut yang pengukurannya dilakukan dengan cara yang paling ketat.

Presisi ini melihat seberapa andal dan konsisten pengukuran eksperimen. Jadi, pemilihan jargon Presisi sangat unik dan mudah diingat. Dan, semoga proses dan hasilnya pun sesuai yang diharapkan.

Polri juga turut mengikuti perkembangan teknologi yang membawa digitalisasi di berbagai bidang. Berbagai terobosan dilakukan sebagai pengejawantahan POLRI PRESISI yaitu Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan. Apa saja terobosan Polri dibawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai kapolri ke-26 ini?

ETLE atau Electronic Traffic Law Enforcement

SIM Online

Propam Presisi (Mobile Apps)

Binmas Online

SP2HP Online dan E-PPNS

E-Dumas Presisi

Siber TV

Virtual Police

Polri TV dan Radio

Command Center 110

ETLE Wujudkan Masyarakat Patuh Peraturan Lalu Lintas

Dari beberapa program unggulan-digitalisasi layanan Polri, mari kita tengok tentang ETLE ini, yuk!

ETLE atau Electronic Traffic Law Enforcement adalah implementasi teknologi untuk mencatat pelanggaran–pelanggaran dalam berlalu lintas secara elektronik untuk mendukung keamanan, ketertiban, keselamatan dan ketertiban dalam berlalu lintas.

Dalam bahasa lain, ETLE merupakan tilang elektronik. ETLE tahap pertama resmi diterapkan mulai Selasa, 23/3/2021.

ETLE nasional ini merupakan terobosan Korlantas Polri untuk mewujudkan dan mendukung program kerja 100 hari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Dengan adanya ETLE, masyarakat yang melanggar peraturan lalu lintas bakal dikenakan tilang. Aplikasi ini akan membuat pengguna jalan semakin tertib. Masyarakat akan mematuhi peraturan walaupun tidak terlihat oleh polisi.

Nah, ini sangat bagus untuk kondisi lalu lintas kita. Harapan kita dengan pemberlakuan ETLE, masyarakat semakin patuh pada peraturan. Lalu, angka kecelakaan lalu lintas bisa berkurang. Sebab, data kecelakaan lalu lintas sangat mengkhawatirkan.

Berdasarkan data Polri, pada 2019 terdapat 107.500 peristiwa kecelakaan lalu lintas. Sementara, pada 2018 terdapat 103.672 peristiwa. Jumlah ini meningkat 3 persen.

Mekanisme Tilang Menggunakan Metode ETLE

Dikutip dari laman www.korlantas.polri.go.id, beginilah tahap-tahapnya.

Tahap 1

Perangkat ETLE secara otomatis menangkap pelanggaran lalu lintas yang dimonitor dan mengirimkan media barang bukti pelanggaran ke Back Office ETLE di RTMC Polda Metro Jaya.

Tahap 2

Petugas mengidentifikasi Data Kendaraan menggunakan Electronic Registration & Identifikasi (ERI) sebagai sumber data kendaraan.

Tahap 3

Petugas mengirimkan surat konfirmasi ke alamat publik kendaraan bermotor untuk permohonan konfirmasi atas pelanggaran yang terjadi.

Surat konfirmasi adalah langkah awal dari penindakan, yang mana pemilik kendaraan wajib mengonfirmasi tentang kepemilikan kendaraan dan pengemudi kendaraan pada saat terjadinya pelanggaran. Jika kendaraan yang dimaksud sudah bukan menjadi kendaraan milik orang yang mendapat surat konfirmasi, maka hal itu harus segera dikonfirmasikan.

Tahap 4

Penerima surat memiliki batas waktu sampai dengan 8 hari dari terjadinya pelanggaran untuk melakukan konfirmasi melalui website atau datang langsung ke kantor Sub Direktorat Penegakan Hukum.

Tahap 5

Setelah pelanggaran terkonfirmasi, petugas menerbitkan tilang dengan metode pembayaran via BRI Virtual Account (BRIVA) untuk setiap pelanggaran yang telah terverifikasi untuk penegakan hukum.

Kemudian, pelanggaran seperti apa yang bisa dikenakan tilang elektronik ini?

Melanggar rambu lalu lintas dan marka jalan

Tidak mengenakan sabuk keselamatan

Mengemudi sambil mengoperasikan handphone

Melanggar batas kecepatan

Menggunakan pelat nomor palsu

Berkendara melawan arus

Menerobos lampu merah

Tidak menggunakan helm

 Berboncengan lebih dari 3 orang

Tidak menyalakan lampu saat siang hari bagi sepeda motor

 

Kiprah Polri di Masa Pandemi Gotong Royong Gelar Vaksinasi

“Bapak-bapak yang belum vaksinasi, ini ada kesempatan divaksin. Tempatnya di polres. Syaratnya cuma bawa KTP doang. Ayo dimanfaatkan ya Bapak-bapak. Sebagai usaha cegah Covid-19.”

Demikian isi pesan dari Pak Sigit di grup perumahan. Tentu saja ini disambut baik oleh warga.

Apalagi jaraknya tidak jauh dari lokasi perumahan. Sebagai ikhtiar mencegah Covid-19, tentu saja program vaksinasi ini sayang kalau dilewatkan. Tak berbayar pula.

Malah ada tetangga yang harus vaksinasi di rumah sakit daerah yang jaraknya dua jam perjalanan.

Program ini merupakan bentuk perhatian Polri terhadap masalah yang sedang dialami bangsa. Polri ikut berkontribusi  dalam upaya pencegahan Covid-19. Sebelum program vaksinasi, kontribusi Polri adalah dengan menjaga ketertiban masyarakat dengan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat, bagi-bagi masker, dan lainnya. Kegiatan ini saya rasakan dan saya temui di lingkungan saya.

AKBP Ade Mulyana, S.I.K, Kapolres Lebak meninjau vaksinasi massal Covid-19 di Kabupaten Lebak. Foto: Humas Polres Lebak

Ucapan dan Harapan untuk Polri

Selamat Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-75. Sebagaimana motto Polri Rastra Sewakottama yang artinya “Pelayan utama Bangsa”, semoga Polri benar-benar menjadi lembaga yang dapat mengayomi rakyat.

Secara lebih menyeluruh, tugas Polri seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 mengatakan bahwa, tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

  1. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
  2. menegakkan hukum; dan
  3. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Sudah geram kita dengan berbagai tindakan yang meresahkan masyarakat mulai dari premanisme, narkoba yang merajela, geng motor, dan lainnya.

Dengan berbagai layanan digitalisasi Polri PRESISI, kini masyarakat dengan mudahnya melaporkan apa yang menjadi  keresahannya.

Melihat gagahnya sosok polisi dengan seragamnya, rakyat banyak berharap kepada polisi baik secara pribadi maupun secara institusi agar bisa menjadi pelindung masyarakat.

Dengan berbagai tugasnya, tentu tidak mudah bagi Polri mewujudkannya. Termasuk, program 100 hari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang akan sulit terwujud tanpa kerja bersama.

Mari kita saling membantu dan bergotong royong menciptakan negara yang aman dan berkeadilan. Doa terbaik saya dan bangsa Indonesia untuk Polri. 

Referensi Tulisan

1. Instagram Divisi Humas Polri

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Kepolisian_Negara_Republik_Indonesia

3. https://nasional.kompas.com/image/2019/12/28/10355741/polri-sebut-jumlah-kecelakaan-lalu-lintas-meningkat-pada-2019?

4. https://news.olx.co.id/article/10-jenis-pelanggaran-yang-bisa-kena-tilang-elektronik-secara-nasional  

5. https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/30/apa-itu-tilang-elektronik-bagaimana-cara-kerja-etle-sensor-kamera-tangkap-pelanggaran-lalu-lintas?