3 Langkah Menumbuhkan Kepedulian Mengelola Sampah
Kesadaran membuang sampah masyarakat kita memang akut. Tak hanya membuang sampah sembarangan tapi juga membuang sampah di tempat yang ADA LARANGAN membuang sampah. Mereka pasti bisa membaca. Tapi tidak memahami.

Jika potret di atas terjadi di daerah perkotaan, bagaimana dengan daerah pedesaan? Tak beda jauh. masyarakat pun membuang sampah di lahan kosong.


Saya sering saya melewati jalan kampung ini. Biasanya kalau momong anak, muter-muter ke jalan ini. Sebetulnya, senang aja kalau lewat jalan ini sepi kendaraan. Udaranya masih bersih, bebas dari asap kendaraan. Tapi, setiap melewati jalan ini anak-anak disuguhi pemandangan yang memiriskan.
Semua orang ingin rumahnya bersih dari sampah. Sampah yang ada di rumah harus hilang. Padahal, bukan berarti masalah sampah selesai dengan membuang sampah. Membuang sampah hanya MEMINDAHKAN masalah dari rumah ke tempat lain. Di tempat kita selesai masalah sampah, muncul masalah baru di tempat lain.
Diperkirakan, Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahunnya. Jadi sekitar 64.000.000.000 kilogram sampah. Dari sejumlah itu, 60 % -nya merupakan sampah organik. Jadi, sebetulnya banyak yang bisa didaur ulang lagi.
Pada November 2018 lalu kita digemparkan dengan matinya paus sperma di Pulau Kapota, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kematiannya diduga karena banyak memakan sampah plastik. Dalam perut paus sperma tersebut didapati ribuan sampah plastik. Dari laman Republika, Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi menyebutkan sampah plastik yang ditemukan di dalam perut paus tersebut berupa 115 gelas plastik (750 gr), 19 plastik keras (140 gr), 4 botol plastik (150 gr), dan 25 kantong plastik (260 gr). Ada juga 2 sandal jepit (270 gr), 1 karung nilon (200 gr), 1000 lebih tali rafia (3.260 gr), dan lain-lain.

Sumber gambar : www.kompas.com
Tentu kita ingat tentang tragedi Leuwigajah yang terjadi pada Senin, 21 Februari 2005. Ledakan keras yang disusul longsor sampah yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah Kota Cimahi itu menelan korban 157 orang meninggal.
Longsoran sampah langsung menyapu dua pemukiman yakni Kampung Cilimus dan Kampung Pojok. Kedua pemukiman yang jaraknya sekitar 1 km dari TPA Leuwigajah langsung luluh lantak tertimbun sampah. Akibatnya, 157 jiwa tewas. Gunungan sampah sepanjang 200 m dan tinggi 60 meter itu goyah. Ledakan terjadi karena gas metan dalam tumpukan sampah itu.
Lalu bagaimana agar kejadian serupa tidak terulang lagi?
1. Mengurangi Sampah Dari Rumah
Apa saja yang bisa dilakukan?
Pertama, Membuat Eco Enzyme
Sampah organik bisa kita ubah menjadi eco enzyme yaitu larutan dari hasil proses fermentasi antara sampah organik (sisa sayuran dan kulit buah), gula, dan air. Larutan ini berwarna coklat. Berbau segar asam.
Eco enzyme berawal dari hasil penelitian Dr. Rosukon Poompanvong. Beliau founder Asosiasi Pertanian Organik (Organic Agriculture Association) dari Thailand.
Kita bisa memisahkan sampah organik yang dapat dijadikan kompos seperti sisa makanan, tulang ikan atau ayam, sisa sayuran, cangkang telur, dan sebagainya. Sampah itu tidak langsung dibuang tetapi ditampung. Eco enzyme memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai cairan pembersih, pupuk, mengusir hama, dan menjaga kondisi alam. Hasilnya bisa untuk pupuk dan media tanam.


Kedua, Mengubah Minyak Jelantah Menjadi Sabun
Minyak jelantah hampir tidak bisa diapa-apakan lagi. Padahal, setiap hari rumah selalu memasak yang diantaranya menggunakan minyak goreng. Minyak jelantah biasanya jadi limbah yang dibuang ke selokan atau tempat sampah. Begini cara pembuatan sabun dari minyak jelantah.
Pernah kami ikut lomba daur ulang barang bekas yang diadakan oleh kementrian Perindustrian. Saat itu lombanya pada Desember 2019 dan mendapatkan juara favorit.


Produk sabun mijah yang unik dan lucu (dokumen pribadi)
2. Bergabung dengan Komunitas Peduli Sampah
Masalah sampah memang butuh energi yang besar. Supaya energi kita tetap ada, bergabunglah dengan komunitas. Biasanya saling berbagi informasi dan memotivasi. Misalnya, tentang Zero Waste.
Zero waste tidak hanya recycle atau mendaur ulang. Tetapi refuse (menolak), reduce (mengurangi) dan reuse (menggunakan kembali) melalui repair (memperbaiki) dan replace (mengganti).
Kita bisa cegah, pilah, dan olah sampah. Menolak penggunaan barang sekali pakai, menggantinya dengan barang yang bisa dipakai berulang. Contoh, kantong kresek diganti tas belanja. Botol plastik dan tempat makanan sekali pakai diganti yang dipakai berulang. Pisahkan sampah sesuai dengan jenisnya. Sampah kompos (sisa sayur, buah), kertas dan kardus dalam kondisi kering dan bersih. Sampah B3 (Bahan berbahaya dan beracun), sampah daur ulang campuran (plastik, kaleng, kaca, kotak susu) dan sampah lain lain yang tidak bisa diolah (tisu, pospak).
3. Berkolaborasi dengan Sang Ahli

Mempercayai pengelolaan sampah kepada Waste4Cange merupakan pilihan bijak. Lembaga, organisasi, perusahaan, pabrik, dan lainnya bisa memanfaatkan layanan Waste4Change seperti Waste Management Indonesia, Extended Producer Responsibility Indonesia, Personal Waste Managemen yang sifatnya bisa kelembagaan atau pribadi.
Waste4Change telah berpengalaman dalam Pengelolaan sampah ini telah sukses bermitra melayani 198 klien, 175 klien, dan telah mengelola 5.404.041 kg sampah.


Penutup
“Ya Allah mohon cabutlah segera nyawa mereka yang buang sampah di sini,”,
‘Ya Allah Cabutlah Nyawaku Segera … Bila Aku Membuang Sampah di Sini,
“Hanya monyet yang boleh buang sampah di sini”,
“Ya Allah cabutlah nyawa orang yang membuang sampah di sepanjang jalan ini”,
Sampai begitu orang geram dengan membuang sampah sembarangan.
Mari menjadi bagian dari solusi atas permasalahan sampah. Semoga ini menjadi bukti bahwa kita cinta pada bangsa ini. Tertarik dengan berbagai program keren Waste4Change? Datangi kantornya Vida Bumipala, Jl. Alun-alun Utara, Padurenan, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat 17156. (021) 29372308 atau contact@waste4change.com
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021.
Penulis : Supadilah.
Sumber tulisan : https://regional.kompas.com/read/2018/11/21/18003211/infografik-sampah-plastik-dalam-perut-paus-yang-mati-di-wakatobi, https://waste4change.com, dan pengalaman pribadi.
Biasanya yang numpuk begini karena rumahnya di perkampungan dimana sampah tidak diambil oleh truk sampah seperti halnya di perumahan. Jadinya mereka membuang sampahnya sendiri dimana ada lokasi kosong terdekat, disitulah mereka membuangnya. Kecuali memang sampah yang bernilai untuk dijual seperti kardus, kertas, botol plastik, dll. Selebihnya ya mereka membuangnya jadi satu seperti sampah sisa makanan, popok bayi, kemasan refill produk, dll.
benar deh Mas, di mana pun kita pasti suka melihat tumpukan sampah kaya gini. Budaya di negara kita pmasih menganut untuk kumpul-angkut-buang, tidak mengelola sampah tapi cuma dipindahin doang huhu. 3 langkah ini semoga bisa menumbuhkan kepedulian mengelola sampah.
Hehe, iya mbak. Kita memang bermasalah dengan mengelola sampah. Kesadaran yang kurang, fasilitas yang kurang memadai juga, jadinya sampah menjadi masalah krusial. Tapi sebenarnya bisa dikurangi atau diatasi. Salah satunya bermitra dengan waste4change ini. Insya Allah masalah sampah ada solusinya
Ide sabun dari minyak jelantah ini bagus banget loh mas. Saya nggak kepikir minyak yang sudah tidak bisa kita pergunakan itu ternyata masih bisa didaur ulang dan menjadi sabun. Plus dicetak di tempat yang lucu lucu pula.
Keren tulisannya.
Semoga semakin banyak tulisan seperti ini, masyarakat semakin menyadari kalau persoalan sampah sama pentingnya dengan persoalan air bersih. Mereka yang mengadopsi kebiasaan yang tidak baik, tidak bisa terus seperti itu. Jika banyak sampah dimana mana, kesehatan pun juga akan menurun dan berkembang problem yang lain akibat sampah.
Iya, kak. Minyak jelantah ini kan biasanya dibuang aja ya. Nah, dengan diubah jadi sabun minyak jelantah, bisa mengurangi sampah ini kan ya Kak. Membuatnya pun mudah sih. Semoga dengan ini menambah kepedulian kita dalam mengelola sampah
Di dekat rumahku daerah pasar gitu masih banyak banget nih model pinggiran jalan dijadikan tempat pembuangan sampah. Berat banget yaa, sulit menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya mengelola bahkan simpelnya membuang sampah pada tempat yang benar. 3 langkah yang tertuang di atas semonga makin menumbuhkan kepedulian mengelola sampah.
Waduh, di mana-mana sama ya Kak. Begitulah, miris banget kesadaran masyarakat kita tentang sampah ini. Mudah-mudahan ke depannya semakin membaik ya kesadaran kita. Toh, itu juga buat kita. Mulai dari diri dan keluarga atau bisa juga menggandeng lembaga yang berkompete seperti waste4change yang sudah terpercaya mengelola sampah ini ya..
Kenapa ya susah sekali menanamkan budaya buang sampah yg benar. Hari gini masih banyak loh yg buang sampah dr mobil saat berkendara. Sampah di tepi jalan sih sehari2 terlihat 😥
Sering banget ya Kak lihat begitu. Di sini juga. Di mana-mana kondisinya sama. Harus lebih intensif lagi menguatkan kesadaran tentang sampah ini. Juga bisa dengan bekerja sama bersama lembaga yang andal dalam mengelola sampah. Misalnya waste4change yang punya banyak program mengelola sampah juga.
Budaya buang sampah masyarakat Indonesia itu masih sebatas memindahkan masalah dari rumahnya ke tempat lain. Gak ada yang benar-benar kelar proses penguraian sampah ini. Sekiranya semua bisa dimulai dari rumah (hulu), pastilah masalah hilirnya selesai juga,
Bener, Kak. Di sini butuh sinergi banyak pihak. Tumbuhkan kesadaran diri dan masyarakat lalu libatkan pengelola yang andal di pengelolaan sampah ini. Masalah sampah pun bisa dikurangi atau diselesaikan.
Saya juga heran sama orang yang suka buang sampah sembarangan, mereka naik motor bawa sampah di plastik, terus buangnya di tempat orang lain yang banyak tumpukan sampah di pinggir jalan. Ini maksudnya gimana ya, nggak pernah sekolah atau memang otaknya nggak dipakai..
Setuju sama point-point yang disampaikan, biar kejadian serupa nggak bakalan terjadi lagi. Siapa yang berbuat, malah orang lain yang kena getahnya.
Kreatif dan solutif banget ya, minyak jelantah bisa diubah jadi produk sabun lucu.
Sudah banyak cara dan upaya dilakukan untuk mengatasi masalah sampah, akan tetapi nggak kunjung selesai. Semoga saja ke depannya masyarakat bisa semakin sadar untuk nggak membuang sampah sembarangan.
Nice sharing Pak Cikgu
Sabun dari minyak jelantah? Wah bisa di coba nih membuat di rumah, sekalian buat kegiatan bersama anak-anak.
Selama ini kalau ada minyak jelantah, saya kumpulkan dalam botol aja. Ntar dua minggu sekali ada tetangga yang ngambil ke rumah
Bisa, Kak. Hehe…di rumah sudah beberapa kali membuatnya. Lucu juga bentuknya. Benda sisa bisa jadi lebih bermanfaat. Semoga makin hari makin berkurang masalah sampah.
Sampah ini sudah jadi masalah krusial yg gak selesai2. Paling benci kalau ketemu orang yang buang sampah sembarang. Pas ditegur bilangnya “buanglah sampah pada temannya”. Hadeuuhhh… Rasanya pengen ikutin dia sekalian nyusul sampahnya.
wah, bisa aja hehe..buanglah sampah pada temannya. Iya nih, kesadaran membuang sampah harus ditingkatkan lagi. Edukasi ini nggak bisa mudah begitu saja, tapi harus dilakukan secara berkelanjutan. Semoga makin hari makin berkurang masalah sampah.
Menyebalkan banget kalau lihat tumpukan sampah di tempat yang bukan seharusnya. Kesadaran merawat sampah atau memanfaatkan sampah kalau nggak dibiasakan sedari kecil memang susah, kayak watak sudah mengakar… Komunitas peduli sampah ini menurutku keren banget sih, bisa menginflunce orang lain supaya sadar merawat sampah atau memanfaatkan sampah…
Benar, Kak. Sering sebel ya liat orang seenaknya saja membuang sampah. Padahal bisa dikurangi dengen pengelolaan yang massif. Biar nggak terlalu banyak lagi sampah yang menumpuk. Dengan komunitas, bisa juga menguatkan semangat mengurangi sampah. Makasih sudah berkomentar, Kak.
Kalau minyak jelantah dapat didaur ulang maka sudah berapa liter minyak jelantah yang bisa berguna dalam mengurai sampah di Indonesia ya mas. IDe yang menarik ini dan yg penting adalah berkumpul dengan komunitas agar kita juga makin termotivasi peduli pada lingkungan
Bisa banget, Kak. Bisa jadi solusi ya sabun minyak jelantah ini. Nah, biasanya kan minyak jelantah ini dibuang aja. hehe… Sekarang sudah banyak sih pengolahan minyak jelantah. Sudah banyak orang melakukannya. Kita bisa juga kok.
Di tempat saya juga persis dengan cerita di atas. Sudah dipasang larangan dengan kalimat yang keras bahkan menjurus kasar, namun tangan-tangan jahil itu masih saja tega membuang sampah sembarangan. Menyadari negeri kita kiranya berada di posisi dua dunia sebagai penyumbang sampah plastik, dengan menerapkan salah satu atau bahkan ketiga langkah di atas setidaknya kita turut serta peduli dan bijak pada pengelola sampah.
Ikut geram juga kalo ada orang yg masih buang sampah padahal jelas-jelas ada tulisan larangan buang sampah. Apa tidak bisa baca tulisan atau karena gak paham bahasa Indonesia. Huh !
Tapi keren ide tulisan ini. Tentang ECO enzymnya. Coba praktikkan ah..
Iya, Kak. Masih jadi PR besar buat kita ya tentang masalah sampah ini. Semoga kesadaran, makin lama makin kuat. Aamiin. Bisa kak, bikin eco enzym sangat besar juga manfaatnya. Bisa buat media tanam juga.
Masalah sampah di negara kita memang jadi satu masalah tersendiri ya, masing2 masih berpikirnya parsial, yang penting sampah dari rumah sendiri lenyapp. Nah bagus nih buat sabun dari mijah ya, patut dipraktikkan nih,
Sepakat, Mbak. Dengan mengelola sampah misalnya memisahkan sampah, akan membuat petugas mudah juga mengangkutnya. Mijah bisa jadi solusi minyak jelantah yang biasanya jadi beban. Dengan mengelola sampah bisa meningkatkan kualitas hidup juga.
Awalnya, orang membuang sampah cuma mikirnya dia sendiri. Ah, ini kan saya sendiri, sampahnya kecil kok. Namun, ternyata orang lain berpikir yang sama. Semuanya berpikir, ah, ini kecil kok, nyatanya jadi besar dan makin besar juga.
Tapi ada juga lho yang berpikiran tidak mau dipisah sejak dari rumah karena toh nanti di TPA, akan dicampur semuanya juga. Susah memang kalau budaya buang sampah sembarangan dan mencampur sampah tidak diperbaiki sejak awal. Namun, ya, gimana? Apa lagi-lagi harus disalahkan ke pemerintah? Hehe..
Iya, Mas. kesadaran mengelola sampah ini yang kurang. Egois banget ya orang yang nggak mau tau sampah itu ntar gimana. Yang penting bersih aja di rumahnya. Padahal, dengan mengelola sampah banyak membantu orang. Misal petugas sampah yang sudah tak perlu memisahkan sampah organik dan nonorganik. Di TPA pun akan dengan mudah dipilah. Jadi nggak bercampur semua. Semoga kesadaran mengelola sampah makin menguat. Aamiin
Saya penasaran dengan eco enzyme, pengen buat juga di rumah. Apalagi manfaatnya juga beragam. hanya dengan bahan minim bisa membentuk produk bermanfaat. Tpi sepertinya butuh waktu lama ya.
Betul, Mbak. Banyak lho manfaatnya. Bikinnya pun mudah. Selain jaga lingkungan, bisa juga untuk tanaman di sekitar rumah.
padahal tulisan-tulisan untuk melarang membuang sampah sembarangan itu sudah begitu menjatuhkan harga diri ya, tapi tetap aja banyak yang cuek dan tetap buang sampah sembarangan
Iya, Mbak. emang kesadarannya yang minim. Inilah PR besar masyarakat kita. Semoga bisa meningkat kesadarannya. Nah, dalam mengelola sampah ini bisa juga dengan bersinergi bersama waste4change… masalah sampah dapat diatasi
Ya Allah mas, saya lihat gambar tumpukan sampah jadi ngilu sendiri. Betapa masih banyak orang yang kurang kesadaran dalam membuang sampah ya. Jadi kalau di kota tetanggaku nih (gak nyebut merek) sampah itu banyak banget di suatu daerah dan tidak ada tukang sampah yang angkut. miris banget ya.
PR besar masyarakat kita. Semoga bisa meningkat kesadarannya. Kesadaran mengelola sampah ini minim. Nah, dalam mengelola sampah ini bisa juga dengan bersinergi bersama waste4change… masalah sampah dapat diatasi
Sedih sih kalau lihat sungai banyak sampahnya, apalagi kalau airnya sampai keruh dan bau, duh. Tapi mau gimana lagi, dibilangi berapa kali pun kalau manusianya gak mau sadar yaa gak bakalan berubah. 🙁
Iya, Mbak. entah kapan nih orang-orang pada sadar. membuang sampah sembarangan itu mentingin diri sendiri aja. merusak lingkungan dan berbahaya.
Dulu saya sempat heran lho, kenapa di tempat yang ada tulisan ‘dilarang buang sampah di sini” justru menjadi tempat yang menggunung sampahnya. Ternyata larangan tsb mungkin baru dimunculkan setelah banyak orang yang buat sampah di tempat tsb. Mirisnya karena orang-orang sepertinya pada tidak bisa membaca atau sengaja abai. Saya juga masih sering menemukan orang yang dengan sengaja buang sampah di laut.
Sedih sekali ya kalau lihat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih kurang sehingga dengan seenaknya main buang sampah sembarangan.
Kita sebetulnya nggak suka ada sampah eh tapi suka membuang sampah sembarangan. Mungkin mikirnya yang penting bukan di tempat saya. Hehe…Banyak cara menjaa lingkungan. Salah satunya dengan berkolaborasi bersama Waste4Change…