Banyak orang senang menyambut bulan Ramadan. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak. Anak sulung bungsu saja yang berumur 5 tahun kemarin bilang sudah tidak sabar menyambut Ramadan. 

“Adek senang banget lho kalau Ramadan,” 

“Memangnya kenapa?”

“Kalau Ramadan itu rame kalau salat. Sampai ke belakang. Sampai keluar musola.”  

Memang begitulah di mushola kami. Kalau Ramadan penuh. Bahkan ada jamaah yang terpaksa salat di luar musola. Itu tandanya orang semakin rajin beribadah ketika bulan Ramadan.  

Bulan Ramadan memang istimewa. Bulan Ramadan memang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Apa yang membedakannya? 

 

Salah satunya adalah kita berpuasa di bulan itu. Kita juga semangat beribadah karena meyakini mendapat banyak pahala dari ibadah yang dilakukan. 

Nah, agar kedatangan Ramadan terasa istimewa, penyambutannya harus beda. Bahkan sejak jauh-jauh hari. Begini yang kami lakukan.

 

Buku Bertema Ramadhan, Tambah Wawasan dan Semangat Sambut Bulan Istimewa

Adik sama Mas mau nggak kalau dibelikan buku tentang Ramadan?” 

“Mau… Mau…” 

“Mas senang banget kalau dibelikan buku. Nanti dibacain ya sama Ayah sama Bunda.” 

Duh, senang banget lihat anak antusias dibelikan buku. Kemudian istri searching buku tentang ramadan. Wifi rumah yang kencang dari IndiHome sangat membantu. 

Nggak langsung dapat lho bukunya. Sampai beberapa kali cek toko buku online. Kami juga tanya ke teman yang jual buku. Karena ingin mendapatkan buku yang terbaik, kami tidak buru-buru untuk memesan. Dua hari lamanya proses searching akhirnya dapat buku yang pas. 

 

Kebayang ya kalau pakai kuota, pasti bakalan habis banyak tuh kuota internet. Untungnya wifi rumah membuat pengeluaran internet keluarga kami lebih hemat. Sudahlah aksesnya kencang pun tidak cemas kalau kuota internet habis.  

Agar tak bosan dengan buku tentang puasa saja kami menambah dengan buku lain. Sekitar tiga hari kemudian buku datang. Buku tentang puasa yang dibeli adalah Seri Ramadan Ceria dengan judul Aku Ingin Masuk Surga Dengan Puasa, Aku Siap Berpuasa, Aku Paham Tata Cara Puasa.  

Buku ini ditulis oleh Irmayana, editor lutfiatul Latifah, illustrator Rizka Amalia, dan Penerbitnya Lingkar Media. Buku ini dikhususkan untuk usia 3 tahun atau lebih.  

Tidak salah pilih. Buku ini memang cocok untuk anak-anak kami. Kenapa? Bahasanya mudah dimengerti, banyak gambar atau ilustrasi, dan kalimatnya pendek-pendek jadi enak dibaca.  

Buku ini sangat penting untuk membekali anak-anak dalam menyambut bulan Ramadan. Kalau orang dewasa pasti paham tentang pentingnya menyambut Ramadan dan bagaimana menyambut Ramadan dengan lebih maksimal. Tapi bagaimana dengan anak-anak? 

Nah pemahaman ini perlu dimunculkan. Ya salah satunya dengan membaca buku tentang Ramadan ini. 

 

Nanti, di surga ada sebuah pintu yang dinamai Ar rayyan. Pintu ini khusus untuk mereka yang puasa. Pokoknya anak yang puasa, tanpa hambatan masuk ke dalam surga melalui pintu ini,” Umma menjelaskan (AIMSP halaman 19). 

Dalam buku Aku Siap Berpuasa diceritakan Ilma yang berpuasa setengah hari. Jadi dia puasa dari pagi menjelang siang dia sudah lapar lalu berniat makan. 

 

“Tidak masalah, Ilma. Dulu Kak Safa waktu belajar puasa dimulai dari setengah hari. Seperempat hari malah. Hehe,” Kak Shafa membesarkan hati Ilma.  

Kisah tentang anak kecil yang mulai belajar puasa, hanya sampai setengah hari, related banget dengan anak-anak. Mereka perlu dipahamkan tentang belajar puasa. Jadi tidak apa-apa puasa setengah hari atau sekuatnya dulu.  

Oh iya, ibadah puasa di bulan Ramadan ini dilaksanakan satu tahun sekali. Jadi mungkin bisa lupa tentang rukun, syarat, tata cara, bagaimana memperoleh pahala yang semakin, dan sebagainya.   

Nggak hanya anak kecil saja tapi juga orang dewasa perlu membaca buku bacaan terkait bulan Ramadan. Atau artikel juga boleh, kok 

‘Pemanasan’ dengan Puasa Sunah Syakban

Pagi itu saya menyimak pengajian lewat YouTube. Wifi rumah langganan IndiHome dari Telkom Indonesia membuat saya mudah mencari ilmu dari mana saja. Pembicara di pengajian itu menganjurkan melakukan puasa sunnah sebagai pemanasan menjelang bulan Ramadhan. 

 Rasulullah menyambut bulan Ramadan itu bahkan sejak dua bulan sebelumnya. Rasulullah juga banyak berpuasa di dua bulan itu.  

Sekarang, meskipun kurang dari satu bulan menuju Ramadan, tidak ada salahnya memulai puasa Sunnah di bulan Syakban.  Jadi ceritanya kemarin saya mengajak anak sulung saya puasa sunnah.

Malam harinya,

“Mas mau ikut puasa sunnah nggak?” 

“Iya mau. Mas mau puasa sunnah. Tapi bangunin ya buat sahurnya,” 

“Ya insya Allah nanti dibangunkan.” 

Alhamdulillah kemarin bisa sahur. Dilanjut puasa walaupun tetap sekolah. Pulang sekolah kecapekan langsung tidur siang harinya. Alhamdulillah bisa selesai puasa sunnah seharian. 

“Nanti berbuka beliin es krim ya,” katanya.  

Sebagai bentuk apresiasi kemauannya untuk puasa sunnah, saya pun membolehkan dan membelikan dia es krim. 

“Adek juga beliin ya,” kata adiknya. Meskipun tidak puasa tapi dia tetap pengen dapat es krim.

Mengajak Salat Subuh, Walaupun Ngantuk di Musola

Saat Ramadan kita semangat untuk mengumpulkan pahala. Termasuk dalam hal salat, masjid lebih ramai di bulan Ramadan. Ini tandanya orang-orang semakin bersemangat meramaikan masjid. Berusaha mendapatkan pahala salat yang lebih besar, makanya salat di masjid daripada salat di rumah.  

Kebiasaan ini belum tentu mudah dilakukan. Nah, supaya nanti nggak terlalu berat, perlu diupayakan dari sekarang.    

Mulailah kebiasaan baik ini sejak saat ini. Ajaklah anak-anak untuk melaksanakan salat di masjid. Kalau sedang di rumah, ajaklah anak-anak melaksanakan salat di masjid.   

Kemarin, setelah sahur, saya mengajak anak-anak salat subuh di mushola. Kalau anak sulung saya karena habis sahur mudah untuk mengajaknya. Tapi adiknya harus dibangunkan dulu. Nggak mudah sih. Sampai beberapa kali membangunkan. Membutuhkan waktu yang agak lama. Tapi akhirnya bisa. 

 Pembiasaan seperti ini sangat baik sebagai pemanasan menyambut bulan puasa. Supaya ketika puasa tiba anak-anak tidak lagi kaget dengan kebiasaan yang mungkin berbeda dengan hari-hari sebelumnya. 

Semakin Semangat dengan Ramadan Printable

Ketika membuka buka Instagram saya menemukan link yang menyediakan Ramadan printable. Kadang namanya Ramadan Planner. Isinya adalah jadwal ibadah harian untuk bulan puasa. 

 

Anak-anak sangat senang ketika mengisi jadwal ibadah ini. Kalau di sekolah, mirip dengan strategi guru memberi nilai. Begitu anak selesai mengerjakan ibadah, diberi bintang. Misalnya sehari berhasil puasa full, kasih bintang di kolom puasa. Kalau salat lima waktu, diberi bintang di kolom salat. Dibuat seperti itu anak senang, lho.  

 

Ramadan printable ini tidak harus membuat sendiri. Gunakan wifi rumah, cari di internet banyak kok. Tinggal pilih sesuai selera. Ada yang lengkap sekali. Tapi ada juga hanya yang penting-penting saja. Ramadan printable yang saya dapatkan filenya full colour sehingga anak-anak suka. 

Kita juga bisa membuatnya sendiri menggunakan Canva yang menyediakan Ramadan printable yang sangat banyak. Manfaatkan wifi rumah untuk melengkapi persiapan Ramadan agar semakin istimewa.

Kita mungkin sudah merasakan bulan Ramadan berkali-kali. Namun, kadang tidak terasa keistimewaannya. Nah, usahakan yuk bulan puasa kali ini harus istimewa. Siapkan dari sekarang ya.