GuruInovatif.id
Platform terbaik
untuk Tingkatkan Mutu & Sertifikasi Guru
Selama belajar dari di masa pandemi, tugas guru semakin berat. Bukan saya mengatur strategi menguasai teknologi tapi juga menerima kritik ‘makan gaji buta’. Bagaimana guru menyikapinya?
“Anak-anak gimana ini ya? Sudah kelas 10 SMA tapi kok pelajaran kelas SD masih nggak bisa. Masa iya kita harus ngajar pelajaran SD lagi?”
“Wah sama Pak di tempat saya juga begitu. Anak-anak itu pecahan aja entah lupa ntar nggak bisa. Kalau hitung-hitungan itu kan sering menggunakan pecahan desimal atau pecahan campuran. Itu kan pelajaran SD juga.”
Begitulah yang terjadi dalam percakapan percakapan MGMP guru beberapa waktu lalu. Selama belajar daring saat pandemi, pekerjaan guru semakin berat. Mengeluhkan siswa yang sulit memahami materi pembelajaran.
Saat pembelajaran tatap muka saja siswa susah paham. Apalagi daring. Dulu kurang semangat belajar, sekarang semakin tidak semangat belajar. Dari 30-an siswa hanya 8 yang on camera saat belajar daring.
Lalu guru ada yang cuek mengajar sekadarnya. Akhirnya Cuma ngasih tugas. Siswa mengerjakan soal di buku. Tugas dikumpulkan. Bisa dinilai bisa juga tidak.
Tidak semua guru yang begitu. Ada juga guru yang komitmen dengan perannya. Memaknai tugasnya sebagai pendidik. Tidak mau hanya memberikan tugas saja. dia punya tanggung jawab agar siswa paham ilmu yang diberikan.
GURU MAKAN GAJI BUTA?
Selama belajar dari di masa pandemi, pekerjaan guru semakin berat. Bukan saya mengatur strategi menguasai teknologi tapi juga menerima tuduhan ‘makan gaji buta’.
Seorang rekan guru, dan bilang, “Ya sudah biar anaknya diajar sendiri aja. Kasih nilai sendiri, kasih raport sendiri, diluluskan sendiri.”
Tapi nggak semua guru yang bilang seperti itu. Ada juga guru yang merespon dengan baik. Dia bilang yang penting kita sudah berusaha mengajar dengan baik. Kan tidak semua anak yang bisa menangkap pembelajaran dengan cepat.
Yang penting kita memahamkan bahwa belajar itu sangat penting. Terus, sesulit apapun guru mengajar, jangan lupa tetap melakukan pendidikan karakter.
Jadi guru memang nano-nano rasanya. Saya sudah 10 tahun menjadi guru. Banyak hal yang saya rasakan. Kadang kesal, capek, bahkan marah. Tapi juga sering bahagia, bangga, bahkan terharu.
Selama pandemi, kita banyak menggunakan blended learning yaitu campuran antara pembelajaran tatap muka dan belajar daring. Sebetulnya Indonesia akan siap menerapkan pembelajaran ini. Kapan waktunya? Di tahun 2035.
Namun, negara api pandemi lebih dulu menyerang. Akhirnya, blended learning semakin cepat diterapkan. Hasilnya? Karena mendadak, banyak guru yang tergagap dengan penggunaan teknologi.
Pembinaan Kompetisi Sains Nasional tingkat Kabupaten (saat PTM)
Tantangan Guru Saat Belajar Daring Selama Pandemi
Jadi wajar kalau di awal pandemic dulu banyak masalah yang ditemui. Mulai dari minimnya akses internet, kuota internet terbatas, mati listrik, atau kehadiran siswa minim.
Selain itu, banyak guru yang gagap menggunakan teknologi seperti zoom, google meet, google suite, presentasi power point, membuat video pembelajaran, dan lainnya. Juga memilih strategi pembelajaran, menghidupkan suasana kelas, memberikan tugas, menilai tugas siswa, dan lainnya.
Sudah 1,5 tahun lebih kita mengalami pandemi. Sudah ada 2 angkatan yang lulus. Perpisahan dilakukan secara virtual. Sudah selama itu, ternyata masih ada guru yang belum menguasai teknologi. Begitu pun banyak guru yang masih sulit mengatur kelasnya. Sehingga, saat daring, pembelajaran masih sepi dan berjalan kurang menarik. Misalnya itu tadi, dari 30-an siswa yang hadir belasan siswa, itu pun yang on camera hanya beberapa saja.
Hal ini terjadi juga di kelas saya. Sedikat yang hadir. Selain itu, saya heran, kenapa ada siswa yang telat mengirimkan tugasnya. Dan hal ini terjadi beberapa kali. Saya penasaran. Ada apa dengan siswa ini?
Saya lalu berdiskusi dengan seorang teman. Kebetulan dia lebih senior dari saya. Ternyata dia pernah mengalami hal yang sama. Namun dia sudah menemukan solusinya.
“Kita tidak bisa langsung menyalahkan siswa. Sebelum memulai pembelajaran seorang guru hendaknya melakukan asesmen ketersediaan fasilitas pada siswa. Guru harus mendata siswa yang punya HP atau laptop. Lalu, apakah HP dan laptop punya sendiri, punya orang tua, atau dipakai bersama.”
Hmm, apa bedanya, kenapa harus dilakukan, Mas?”
Saat itu kami mengobrol di warung kopi. Kenapa warung kopi? Biar suasananya lebih cerah. Sekalian refreshing untuk mendapatkan hal yang baru dari biasanya.
“Pertama, kalau hape atau laptopnya punya sendiri, harusnya dia bisa kapan pun masuk kelas atau mengerjakan tugas. Jadi kalau dia telat atau tidak hadir, kita harus dengarkan alasan dia, lalu kasih pemahaman.”
“Ok, paham, Mas. Terus?”
“Kalau alat itu dipakai bersama, bisa jadi dia nunggu gilirannya. Mungkin saat itu sedang dipakai saudaranya untuk belajar daring juga. Maka, dia harus bergantian. Dia bisa mengerjakan tugas kalau saudaranya sudah selesai pakai alat itu. Nah, kalau begitu, apa kita mau kesal sama siswa?”
“Right. Benar juga. Lanjutkan, Mas”
Senior saya tidak langsung menjawab. Melainkan menyeruput kopi di depannya. Menikmati benar seruputan kopinya.
“Terakhir, bisa jadi dia tidak punya handphone. Dia pakai handphone orang tuanya untuk belajar daring,”
“Sebentar, zaman now apa iya ada yang tidak punya handphone, Mas?”
“Kan tidak semua orang itu kaya. Banyak yang tidak punya. Bahkan kehidupan mereka sulit. Kalau di kota mungkin iya semua punya handphone. Lha kalau yang tinggal di pelosok? Banyak lho yang tidak punya handphone. Apalagi laptop. Jadi dia harus nunggu orang tuanya pulang dari kerja, baru bisa masuk kelas, mengecek ada tugas, dan mengerjakannya. Kalau begitu, apa tega kita kesal dan marah sama siswa?”
Saya terdiam. Tak menjawabnya. Mikir. Benar juga ya. Banyak siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Tak mampu membelikan handphone untuk anaknya. Kadang kita seakan tak percaya. Tapi inilah realita yang ada di sekitar kita.
Dari sana saya dapat pemahaman kalau guru tak boleh langsung kesal atau marah kalau siswa telat atau bahkan tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan. Hm, selama ini guru (baca: saya) pukul rata. Menganggap siswa taka da masalah dengan peralatan belajarnya.
Pembaca, setuju enggak kalau setiap pekerjaan punya resiko masing-masing. Pepatah jawa mengatakan Urip kui sawang sinawang. Maksudnya adalah kita seringkali menganggap kehidupan orang lain lebih baik dari kita. Padahal orang lain pun demikian menganggap hidup kita lebih baik darinya.
Profesi guru tentu ada tantangannya. Apa tantangannya? Banyak. Salah satunya ada kritik dari orang tua. Lalu apakah itu menjadikan kita mundur sebagai guru? Mundur sebagai guru bukanlah solusi. Jangan menganggap profesi ini yang paling berat. Percayalah bahwa profesi yang kadang membuat kita bosan sebetulnya diincar oleh banyak orang. Sepakat?
MENJAWAB KRITIK
Daripada sibuk memasang alibi, lebih baik introspeksi diri. Daripada sibuk mengklarifikasi, lebih baik lakukan perbaikan diri.
Namanya manusia pasti ada kekurangan. Orang mengkritik itu wajar. Kalau dikritik, terima saja dulu. Kritik ibarat pengingat, agar kita mengevaluasi diri. Kritik bisa benar, bisa salah. Kalau salah, kota cuekin saja. Berbuatlah seperti yang sudah-sudah. Lha kalau kritik itu benar, kita harus mengubah perilaku kita.
Lebih baik kita lebih semangat menjalankan tugas sebagai guru. terus belajar dari banyak tempat dan orang. Seperti kata Ki Hadjar Dewantara yang mengatakan Setiap orang adalah guru. Setiap tempat adalah sekolah.
Kalau tidak bisa mengatasi masalah yang ditemui, bisa berbagi dan berdiskusi dengan rekan guru. Siapa tahu dia pernah punya pengalaman yang sama. Akhirnya kita bisa mendapatkan solusi untuk masalah yang kita hadapi tadi.
Selain berdiskusi, kita bisa belajar dari berbagai pelatihan. Lalu bagaimana kalau masih pandemi?
Nah, kita bisa ikuti pelatihan secara online. Dan pelatihan online terbaik untuk guru bisa dibilang adalah GuruInovatif.
Saya mengenal guruinovatif.id sejak 11 September 2020 lalu. Berbagai kegiatan guruinovatif.id yang sudah saya ikuti. Saya tak merasa bosan, justru semakin penasaran.
GuruInovatif.id adalah sebuah platform online learning yang menyediakan kursus, pelatihan, dan sertifikasi untuk guru. Semuanya bisa diakses secara daring atau online. Jadi kita bisa belajar dan meningkatkan kualitas mengajar, menambah wawasan, dan meningkatkan skill tanpa harus keluar rumah. Mudah belajarnya, luar biasa hasilnya.
Kelebihan dan Kemudahan Pelatihan Online
Pertama, pelatihan lebih menarik karena dikemas dengan rapi dan melibatkan teknologi.
Kedua, hemat biaya . Jika dibandingkan pelatihan secara langsung (offline) biaya pelatihan jauh lebih murah. Biaya pendaftaran pelatihan lebih mahal. Belum lagi transportasi ke lokasi pelatihan.
Ketiga, ruang lingkup semakin besar. Kita bisa bertemu dan berinteraksi dengan guru dari berbagai daerah. Semakin beragam interaksi, semakin besar pula ilmu yang bisa didapatkan.
Keempat, efisiensi waktu. Biasanya sertifikat pelatihan online lebih cepat didapat dibanding sertifikat offline. Setuju?
Lalu, apa saja yang bisa guru dapatkan di GuruInovatif.id? Banyak, lho. Guru dapat mendapatkan Pelatihan Guru yang dengan kemudahan akses lewat zoom, Youtube, hingga Instagram live. Jika ada rekamannya, kita bisa mengaksesnya kapan pun kita bisa.
Tersedia pula sertifikat dalam kegiatan GuruInovatif.id dengan 4 JP hingga 32 JP. Sertifikat ini tentu sangat memudahkan untuk Sertifikasi Guru seperti halnya kenaikan pangkat, jenjang karir, guru berprestasi, dan lainnya.
Hampir setiap pekan atau GuruInovatif.id mengadakan kegiatan. Tentu saja ini memberikan kesempatan guru untuk mendapatkan ilmu seluas-luasnya. Sebagai bentuk kemudahan Guru Belajar bergabung di GuruInovatif.id merupakan pilihan yang pas.
Di GuruInovatif.id kita juga dengan mudah mengakses video, artikel, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Download RPP juga di GuruInovatif.id saja yang semakin cepat, mudah, dan berkualitas layanannya.
Tak hanya meningkatkan skill, GuruInovatif.id mengubah paradigma. Dulu saya tak berpikir harus mengupgrade diri.
Merasa yakin dengan kemampuan yang sudah dimiliki. Selama beberapa kali mengikuti pelatihan GuruInovatif.id wawasan semakin berkembang.
Sejak September 2020 lalu hingga sekarang banyak sekali kegiatan GuruInovatif.id yang saya ikuti. GuruInovatif.id punya banyak yang bisa kita pilih untuk meningkatkan mutu guru. Juga untuk kepentingan Sertifikasi Guru.
1. Productivity Course
Dengan mendaftar di GuruInovatif.id, kita bisa mendapatkan berbagai kursus secara gratis. Kita juga bisa dapatkan sertikat 8 JP dengan menyelesaikan pelatihan dengan video berkualitas tinggi yang sangat related untuk pengalaman mengajar .
2. Mini Course
Mini Course atau kursus mini menghadirkan topik-topik seperti Pedagogik Content Knowledge (PCK) dan High Order Thinking Skill (HOTS) untuk segala jenjang. Mini Course bersertifikasi 16 JP.
3. Online Certification
Berbagai skill untuk guru atau bukan guru, bisa kita dapatkan dan tingkatkan di GuruInovatif.id. Ada kursus online premium bersertifikat 32 JP yang terdiri dari video pengajaran. Cocok untuk guru TK hingga SMA.
4. Bincang GuruInovatif (GI)
Bincang GuruInovatif (GI) menghadirkan pembicara dari guru dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah, bahkan lintas negara, lho.
5. Online Guru Inovatif Class
Satu lagi program Guru Inovatif yang keren. Mendatangkan berbagai narasumber ahli dalam seminar online atau webinar. Pasti semakin bertambah skill guru.Kita juga bisa dapatkan sertifikat 4JP.
6. Guru Inovatif Academy
Guru Inovatif Academy memberikan pelatihan yang semakin lengkap karena ada materi, mentoring, dan pelatihan langsung secara berkala. Program ini sangat menunjang kemampuan dan softskill dalam pengajar. Kita bisa dapatkan sertifikat 32 JP dalam program ini.
Sertifikat Bincang Guru Inovatif
Sertifikat Guru Inovatif Class
Sertifikat Innovation School Leaders and Teacher Forum (ISLTF)
Sertifikat Guru Inovatif Class
Hafiz Anshari, S.Si., S.Pd. dalam GI Class pada Jumat, 8 Oktober 2021 memotivasi guru Indonesia agar percaya diri membuat konten di media sosial.
Anshari mengutip perkataan Raditya Dika, “Kalau kamu suka baca, mulailah menulis. Kalau kamu suka nonton, mulailah membuat film.
Anshari mendapatkan data bahwa siswa yang diberikan video pembelajaran yang dibuat oleh guru sendiri akan membuat siswa lebih tertarik, siswa termovitasi, dan membuat lebih terkesan.
Karena itu, guru harus pede (percaya diri) membuat konten pembelajaran sendiri. Kalau kurang mahir itu bisa diatasi dengan banyak latihan dan masalah jam terbang.
Keunggulan belajar dan pelatihan di GuruInovatif.id
Meningkatkan Skill Guru
Trainer Berpengalaman
Kursus Bersertifikasi
Belajarnya Mudah
GuruInovatif.id telah dipercaya oleh guru dan pegiat pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Telah 90.000 lebih guru dan pegiat pendidikan, 11. 000 lebih sekolah dan instansi pendidikan dengan 450 lebih pelatihan di lebih dari 450 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
GuruInovatif.id memberikan kesampatan kita untuk mendapatkan berbagai fasilitan dengan biaya yang sangat terjangkau melalui program membership.
Untuk membership, nanti akan mendapat fasilitas VVIP/Premium webinar dan course bebas selama 1 tahun. Termasuk fasilitas Bincang GI, GI Class. GI Academy dan ISLTF.
Program ini sangat hemat. Terdapat pilihan paket Rp. 135.000 untuk 3 bulan, Rp. 249.000 untuk 6 bulan, dan Rp. 365.000 untuk 1 tahun.
Jika dirata-rata berbagai fasilitas GuruInovatif.id hanya berbiaya mulai dari Rp. 1.000,- perhari. Kesempatan betul ini kan?
Tentu kesempatan ini tidak boleh disia-siakan. Kapan lagi dapat pelatihan keren, bergabung dengan acara-acara bagus, dengan Biaya Terjangkau?
Kata orang, “Kesempatan tidak datang dua kali. Kalau ada kesempatan menghampiri, segera dieksekusi’.
Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya sudah bergabung dengan membership. Jadi bisa mengakses berbagai pelatihan dan acara lagi.
Seorang guru perlu terus meningkatkan kualitasnya. Bukan saja untuk kebaikan diri sendiri, tapi juga agar bisa memberikan pendidikan yang terbaik untuk generasi muda Indonesia.Indonesia masih punya banyak masalah yang menunggu solusi. Mulai dari ketimpangan sosial, hukum yang belum tegak dengan benar, korupsi yang merajalela, atau ekonomi yang belum bangkit.
Kita bisa lho menjadi bagian dari solusi permasalah bangsa. Kalau guru mendidik dengan sebaik-baiknya, mudah-mudahan siswa-siswa kita ada yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan bangsa. Maka, jangan pandang remeh profesi guru. Sebab, bisa jadi dari didikan guru, Indonesia akan maju. Aamiin. (*)
Guruinovatif id sangat membantu ya buat rekan2 guru dalam meningkatkan performa dan kualitas pengajarannya. Sehingga dengan peningkatan mutu tersebut, maka semakin besar peluang lulus sertifikasi guru ya. Kalau dosen, mungkin relatif bisa menyerahkan baik tidaknya kualitas mahasiswa pada diri si mahasiswa itu sendiri ya. Sebab mahasiswa dituntut mampu lebih mandiri, punya self direction. Jadi cukup jarang denger dosen makan gaji buta hihi, soalnya selain mengajar, dosen juga meneliti dan mengabdi pada masyarakat. Malah kl gak bersyukur, rasanya gaji kurang terus, upsss, wkwk
Benar, Bu. Yah, namanya orang ya Bu. Banyak yang punya pikiran beda-beda. Kalau tidak disampaikan langsung mungkin nggak terasa di hati. Eh tapi kalau disampaikan tentu membuat hati terasa tersayat. Hehe.. Mudah-mudahan guru terus sabar. Kemudian memperbaiki diri. Supaya membuktikan bahwa guru tidak makan gaji buta lho. Terima kasih sudah berkunjung Bu
Memang cukup menyebalkan statement guru makan gaji buta. Meski saya bukan guru tapi saya tahu kalau rekan-rekan guru yang palling banyak bekerja ya saat pandemi ini. Apalagi yang termuda dan paling melek teknologi. Malah yang paling sibuk.
Mereka ini, lebih baik menambah sertifikasi di Guru Inovatif deh.
Betul mbak kalau dipikir-pikir setiap pekerjaan Ya tentu ada risikonya. Walaupun ada kritikan kalau mau saya bertahan aja.
Kalau kinerja kita bagus dengan sendirinya mereka akan paham ya mbak. Mudah-mudahan guru-guru di Indonesia semakin berkualitas.
Setiap pekerjaan memang mempunyai risiko masing-masing ya Mas Padil. Pembinaan Kompetisi Sains Nasional tingkat Kabupaten, fotonya kece mas. Menang gak tuh anak muridnya?
Pengalamannya mengingatkanku pada mantan wali murid anakku. Ternyata selama dia menjalani belajar daring, guru masih diwajibkan untuk berada di sekolah. Sementara, handphone yang dia gunakan untuk mengajar ini juga dibutuhkan sama anaknya di rumah.
Udah aja kasihan banget sama kondisi walasnya si kakak. Mana pada saat awal pandemi itu, kuota mengajar pun harus menggunakan uang guru sendiri.
Kalau dipikir lagi, memang benar kok harus dicek dulu mengenai kelengkapan pembelajaran daring ini. Biar bisa jadi win win solution
Wah kasihan banget beliau. Semua guru yang punya fasilitas memadai untuk mengajar. Karena itu bagi yang punya fasilitas lengkap jangan sampai enggak mau belajar jangan sampai lebih minimal dari guru itu.
Mudah-mudahan guru semakin terpacu untuk meningkatkan kualitasnya.
Menjadi guru memang semakin menantang. Karena sekarang tidak hanya murid yang dihadapi namun juga wali muridnya. Referensi anak-anak makin banyak dan mudah diakses, referensi orang tua pun sama. Jadi guru juga harus kenceng juga nyari referensi untuk mengetahui sebenarnya kebutuhan pendidikannya seperti apa. Untungnya ada platform yang menyediakan wadah untuk menambah referensi tersebut.
Sepakat Pak. Tantangan guru semakin besar saat pandemi. Tapi sebagai guru tantangan itu harus kita hadapi bukan untuk diratapi.
Guru semakin maju dengan yakin mengalahkan tantangan itu. Media sumber belajar tersedia banyak salah satunya Guruinovatif ini.
Alhamdulillah saya sudah langganan yang bebas Makasih video-video dan pelatihan Guruinovatif
saya tertular semangat untuk terus belajarnya dari pak guru.. bergerak terus dari zona nyaman,,,, membiasakan diri dengan perubahan perubahan yang ada dan beradaptasi dengannya… terimakasih utk inspirasinya pak
Wah, senang sekali, saya Kak. Ketika saya nulis dan ada yang baca, senang. Apalagi bisa menularkan kebaikan. Saya juga belajar dari kak Iyus nih. Terima kasih banyak sudah berkunjung ya
Masa pandemi begini memang nggak menutup kemungkinan akan banyak sekali pihak yang mengatakan guru makan gaji buta. Pandangan orang awam kan anak-anak terus berada di rumah. Nggak bersekolah. Tapi gaji guru jalan terus.
Mereka nggak memahami bahwa guru sebenarnya juga sedang mengajar meski melalui daring. Usaha membuat anak didiknya paham dengan segala keterbatasan pun bukan hal yang ringan. Malah terkesan berat sekali.
Semangat Bapak Guru.
Betul sekali Kak. Mau gimana lagi, yang namanya orang bisa aja punya pandangan negatif.
Tapi itu kan karena nggak tahu juga. Sebagai guru Ya harus sabar aja dengan tuduhan itu sembari memperbaiki diri.
Luar biasa… Master, trimks share ilmunya. Semoga sukses…
Sama-sama Bu terima kasih kembali dan Makasih sudah berkunjung doakan suksesnya
Ikut lomba lagi Pak.. semoga sukses ya Pak.
Kok bisa menuliskan artikel yang bannyak seperti itu yaaa…
Iya Pak. Curhat latihan nulis, sekalian lomba. Saya pakai kerangka tulisan Pak. Jadi artikel panjang juga bisa diterapkan
Wah banyak sekali sertifikatnya dari guruinovatif, saya baru punya 1 nih.
Bagi yang mau belajar, guruinovatif ini bisa jadi salah satu sumber belajar bagi para guru belajar berbagai tools yang bisa dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran menyenangkan, memanfaatkan teknologi, tentu bakal disukai anak-anak
Alhamdulillah Bu. Langganan. Emang keren-keren sih kursus dan berbagai acara di Guruinovatif. Saya sudah pantau sejak September 2020 lalu. Hehe… Sangat bermanfaat. Jadi saya langganan membership aja jadinya. Lebih murah jadinya
Guru makan gaji buta. Ha ha ha ada benarnya juga sih. Semoga para guru tergerak untuk meningkatkan kualitas kemampuan diri untuk menjadi guru yang lebih baik lagi
Keren tampilannya sekeren orangnya.
Padat isinya, menjadi nutrisi..
Hehehe bener juga Pak ya. dari ratusan ribu guru ya pasti adalah 1 atau 2 oknum guru yang tidak amanah. Mudah-mudahan mereka tersadar dengan tanggung jawabnya.
Mereka perlu ikut seminar guru inovatif nih biar tersadar dengan perannya.
Alhamdulillah ya mas sudah ada guruinovatif.id yang bisa jadi platform belajar bagi guru untuk mengembangkan skill mengajarnya agar semakin baik lagi. Aamiin.
Betul Mas Wahid, di guruinovatif banyak sekali skill mengajar yang kita dapat. Ada kursus dan seminar serta diskusi tentang pendidikan yang bagus dan diisi oleh pembicara yang berkompeten. Tokoh-tokoh pendidikan sering juga berbicara di acara guru inovatif. Kan pernah menteri pendidikan radjiman wedyodiningrat juga mengisi acara.
Cuma sampai proses pendaftaran doang sama ngikutin beberapa kelasnya. Setelahnya lupa akun. Ha ha ha
Harus dicoba pak mengikuti seminar2 di guruinovatif.id, karena selain gratis juga bisa menambah wawasan kita. Ada juga kok courses yang gratisnya. Bisa dicoba juga.
Kalau saya pas daftar dan login password-nya disimpan Pak. Jadi nggak perlu input password lagi. Nggak takut lupa. Otomatis masuk aja. Hehe …
Terimakasih banyak informasinya.
Sama-sama Bu. Hanya berbagi pengalaman. Bagi juga dong pengalaman ibu mengajar. Hehe.. saya mau belajar dari ibu
Wah ulasan yang lengkap kegiatan pembelajaran daring, permasalahan dan solusinya.
Alhamdulillah. Hanya berbagi pengalaman saja Bu. Mungkin di tempat lain berbeda kondisinya. Bagi dong pengalaman mengajar ibu di sana …pasti keren-keren ya mengajarnya
Informatif sekali
Terimakasih, Pak Padil
Sama-sama Bu. Semoga guru terus meningkat ya kemampuan mengajarnya. Demi anak didik, demi bangsa pula. Aamiin
Terima kasih atas info yang sangat bermanfaat.
Terima kasih kembali, Bu. Semoga kita menjadi guru yang semakin meningkat kemampuannya ya. Aamiin
sukses dan sehat selalu ya kak 😀
Terima kasih banyak, Kak.