Profil Guru Abad 21 Untuk Pendidikan Indonesia Lebih Maju

Apapun kurikulumnya, peran guru yang utama. Indonesia memiliki banyak guru. Pada tahun ajaran 2019/2020 saja terdapat sejumlah 2.698.103 orang guru (Data Kemdikbud). Belum cukupkah untuk membawa pendidikan lebih maju?

Apapun kurikulumnya, peran guru yang utama. Suatu kurikulum tanpa dibarengi dengan kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan.

Walaupun kurikulum selalu berganti, peran guru-lah yang vital. Hingga saat ini Indonesia telah melakukan pergantian kurikulum sebanyak 11 kali.

Yaitu pada tahun 1947 (Rentjana Pelajaran 1947), 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952), 1964 (Rentjana Pendidikan 1964), 1968 (Kurikulum 1968), 1975 (Kurikulum 1975), 1984 (Kurikulum 1984), 1994 (Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999), 2004 (KBK atau Kurikulum Berbasis Kompetensi), 2006 (KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), 2013 (Kurikulum 2013), dan 2015 (Penyempurnaan Kurikulum 2013).

Kurikulum sering berganti. Sudahkan pendidikan Indonesia semakin maju?

U.S. News & World Report telah merangkum peringkat sistem pendidikan terbaik di seluruh dunia. Indonesia berada di peringkat 4 negara ASEAN dan peringkat 55 dari 73 negara. Sementara itu, dalam peringkat PISA, Indonesia juga mengalami penurunan.

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) untuk Indonesia tahun 2018 telah diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Pengukuran PISA bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan dengan mengukur kinerja siswa di pendidikan menengah, terutama pada tiga bidang utama, yaitu matematika, sains, dan literasi.

PISA merupakan survei evaluasi sistem pendidikan di dunia. Mengukur kinerja anak berusia 15 tahun. Penilaian dilakukan setiap tiga tahun sekali dan dibagi pada tiga poin utama yaitu literasi, matematika, dan sains. Survei pada tahun 2018 mengukur kemampuan 600 ribu anak dari 79 negara. 

Mengapa peringkat pendidikan Indonesia rendah?

Memang banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah mutu guru yang rendah.  

Hasil studi PISA 2018 menunjukkan setidaknya ada lima kualitas guru di Indonesia yang dianggap dapat menghambat belajar, yaitu:

Guru tidak memahami kebutuhan belajar siswa, Guru sering tidak hadir, Guru cenderung menolak perubahan, Guru tidak mempersiapkan pembelajaran dengan baik, dan Guru tidak fleksibel dalam proses pembelajaran.

 

Mutu guru bisa dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG). Hasil UKG menyatakan kompetensi guru masih rendah. Nilai rata-rata guru secara nasional pada UKG 2017 belum mencapai 70 poin. Padahal, pemerintah menetapkan nilai kelulusan UKG adalah 80. 

Kemendikbud terus mengupayakan berbagai program yang dapat meningkatkan kualifikasi pendidikan, kompetensi dan keterampilan guru dan tenaga kependidikan. Beragam stimulan lain juga terus diberikan agar guru mampu mengajarkan dan membimbing peserta didik menguasai lima potensi dasar abad ke-21.

Saat ini guru menghadapi tantangan yang lebih besar dari era sebelumnya. Abad ke-21 adalah zaman yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Hal yang paling tampak adalah perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang. Ini disokong perkembangan yang pesat pula di bidang Information and Communication Technology (ICT).

Segala informasi bisa diakses dengan cepat dan tanpa sekat. Komunikasi bisa dilakukan dengan mudah dan murah.

mun, di sisi lain perkembangan ini membawa tantangan dalam dunia pendidikan. Saat ini guru menghadapi tantangan yang lebih besar dari era sebelumnya.

Guru menghadapi perilaku peserta didik yang lebih beragam, materi pembelajaran yang semakin kompleks, standar proses pembelajaran yang semakin tinggi, dan tuntutan capaian kemampuan siswa yang semakin tinggi.

Saat ini di sekolah setidaknya ada 3 lintas generasi. Pada umumnya guru merupakan generasi milenial atau generasi Y. Mereka yang lahir di rentang waktu 1980-1995.

Sementara itu, peserta didik pada umumnya merupakan generasi Z. Predikat ini melekat pada mereka yang lahir dari rentang waktu 1996-2015 disebut dengan gen Z.

UNESCO menyatakan ada empat pilar pendidikan  untuk menyongsong abad 21, yaitu:

  1. Learning to how (belajar untuk mengetahui)
  2. Learning to do (belajar untuk melakukan)
  3. Learning to be (belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu mandiri yang berkepribadian)
  4. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)

Pilar-pilar tersebut sangat bagus jika bisa diterapkan dalam ranah pendidikan. Empat hal mendasar dalam proses pendidikan. Artinya, apapun aktivitas pendidikan mengacu pada empat hal tersebut. Baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

Apakah guru mampu mengingat dan menerapkan empat pilar di atas? Tentu tidak mudah dalam penerapannya. Agar bisa diterapkan dengan baik harus ada kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua.

Saat ini guru menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru menghadapi peserta didik yang lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi.

Untuk itu dibutuhkan guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills).

4 Kompetensi Guru

Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 menyatakan empat kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi intelektual, dan kompetensi professional.

Keempat kompetensi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru ber­kenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar karena menghadapi siswa memiliki karakter, sifat, dan interest yang berbeda.

Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 menyatakan empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi intelektual, dan kompetensi professional.

Keempat kompetensi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru ber­kenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar karena menghadapi siswa memiliki karakter, sifat, dan interest yang berbeda.

Guru pun bisa belajar dari siswa. Itu pula yang saya lakukan, tak malu belajar walaupun dari siswa

2. Kompetensi Sosial Guru

Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Sehingga seorang guru harus bisa berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendi­dik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Kompetensi Intelektual Guru

Kompetensi intelektual merupakan kemampuan seorang guru yang berhubungan dengan kecerdasan. Kompetensi ini berupa kemampuan berpikir konkrit, kritis, logis, inovatif dan lainnya.

4. Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru da­lam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Maka, seorang guru harus menguasai materi pelajaran yang disaji­kan dan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti buku-buku, internet, dan sumber lainnya.

Hal ini agar guru mampu mengikuti perkembangan dan kemajuan tentang pengetahuan yang disajikan.

 

Profil Guru Abad 21

 

1. Adaptif

Seorang guru harus memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Kondisi bisa selalu berubah. Kebijakan bisa berganti-ganti. Seorang guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan. Misalnya saat pandemi ini. Pembelajaran tatap muka berganti jadi pembelajaran daring.

Mungkin di awal guru akan merasa gagap atau gagal. Tapi seorang guru harus beradaptasi. Lalu menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Sehingga guru dengan masalah waktu guru akan bisa melakukan pembelajaran daring dengan baik. Kalau dulu belum bisa zoom meeting atau menggunakan google suite maka sekarang sudah mahir. Adaptif ini bukan hanya pada saat pandemi saja tetapi pada kondisi-kondisi yang lain.

 

2. Pembelajar

Seorang guru harus terus belajar walaupun dia sudah menjadi guru. Jadi belajar bukan hanya untuk peserta didik saja.  Seorang guru sudah punya mindset bahwa dia harus menjadi seorang pembelajar maka semua masalah bisa diselesaikan.

Misalnya dia tidak punya kemampuan menguasai teknologi. Karena dia merasa seorang guru pembelajar, mau tidak mau dia belajar untuk menguasai teknologi tersebut. Atau jika seorang guru awalnya tidak bisa berkomunikasi dengan siswa, tapi dia sadar bahwa dia harus menguasai skill itu, maka dia pun berusaha untuk mempelajari skill berkomunikasi itu.

 

3. Visioner

Seorang guru harus punya visi. Visinya bukan hanya untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau menunaikan tugasnya mentransfer pengetahuan. Seorang guru punya visi menemukan bakat peserta didik, membantu mengembangkannya dan mengantarkan peserta didik menjadi sosok yang sukses di masa depan. Itulah visi seorang guru.

 

4. Teladan

Dalam ranah pendidikan dikenal bahwa guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Artinya sosok yang kalimat yang didengar dan perbuatannya diikuti.  Maka, seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik. Guru harus menjaga pikiran sikap dan perbuatannya agar memberikan keteladanan yang baik. Peserta didik bukan hanya melihat apa yang ada pada sosok gurunya tetapi mereka akan menirunya. Bahkan dalam banyak kasus tertentu seorang siswa lebih percaya pada ucapan guru ketimbang orang tuanya sendiri. Nah, maka seorang guru harus memberikan keteladanan yang baik untuk siswanya.

5. Pemimpin atau Leader

eorang guru merupakan pemimpin di kelasnya. Meskipun memberikan keleluasaan kepada siswa untuk belajar, pada akhirnya guru tetap bertanggung jawab dengan kelasnya. Seorang guru harus menampilkan karakter pemimpin seperti memiliki kewibawaan, keteladanan, dan kedisiplinan.

6. Berkolaborasi

Kalau mau maju kita harus berkolaborasi. Ya saat ini ini adalah zaman berkolaborasi bukan berkompetisi. Sebab setiap guru punya kelemahan. Maka dia tidak bisa hidup sendiri tetapi berdampingan dengan orang lain. Termasuk dalam pengelolaan pembelajaran. Orang guru harus berkolaborasi dengan peserta didik agar pembelajaran berjalan dengan maksimal. Bahkan berkolaborasi pula dengan guru lain.

Jika guru punya kekurangan maka berkolaborasi dapat menutupi kekurangan itu. Jika guru punya kelemahan maka berkolaborasi menguatkan guru-guru yang ada di sekolah. Maka sekolah pun menjadi maju dan  berprestasi.

7. Kreatif dan Inovatif

Bisa jadi seorang guru sudah dalam kondisi nyaman. Dengan sejumlah gaji atau sertifikasi yang dia dapat. Mungkin dia sudah cukup dengan mengajar. Tapi seorang guru harus memiliki kreativitas dalam pembelajaran. Iya tidak boleh nyaman dengan mengajar dengan strategi yang itu-itu saja.

Seorang guru harus berani untuk mencoba hal-hal baru dalam kelasnya. Dengan tujuan agar kelasnya lebih interaktif dan peserta didik semangat di dalam kelas.

Memang untuk itu ada pengorbanan bagi tubuh pengorbanan waktu maupun tenaga. Namun semuanya itu dilakukan untuk peserta didik. Sehingga seorang guru harus mau berkorban.

Mengingat setiap kelas bisa terdiri dari peserta didik dengan kemampuan yang berbeda. Ada yang punya kemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Mereka juga punya gaya belajar yang berbeda bagi gaya audiotori, visual, atau kinestetik.

 

8. Melek teknologi

Pmbelajaran abad 21 identik dengan penggunaan teknologi di dalamnya. Peserta didik saat ini mayoritas generasi z yang punya karakteristik lengkap dengan teknologi.

Kalau pembelajaran yang monoton peserta didik pun akan bosan. Seorang guru perlu melibatkan penggunaan teknologi dalam proses pembelajarannya. Hal ini akan mendukung pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan interaktif. Ya tidak dipungkiri bahwa pembelajaran dengan melibatkan teknologi akan semakin menarik.

Guru Jangan gagap dengan penggunaan teknologi. Banyak sekali aplikasi yang mendukung pembelajaran semakin interaktif.

Saat pandemi, banyak sekali guru yang kebingungan dengan strategi mengajar. Padahal solusinya salah satunya dengan menggunakan learning manajemen system atau LMS.

KOCO LMS merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan dalam belajar daring maupun tatap muka untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi siswa.

 

Tampilan LMS KOCO Schools


Kolaborasi KOCO School  Memajukan Pendidikan Indonesia

KOCO Schools sebagai startup Edtech dari Singapura berkomitmen membantu pemerintah menghadapi ketertinggalan dan learning loss yang dihadapi oleh peserta didik. KOCO Schools memiliki visi “Menciptakan Komunitas Belajar Yang Setara di Masa Depan”. KOCO Schools berinisiatif membuat program untuk membantu guru secara holistik yang dinamakan #NoChildLeftBehind. Beberapa program #NoChildLeftBehind antara lain:

 

1. KOCO Schools Academy

Yaitu program pendampingan guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional dengan jangka waktu 3-12 bulan. Salah satunya adalah acara webinar Pentingnya Akselerasi Kompetensi Guru Dalam Menghadapi AKM untuk Peningkatan Skor PISA yang akan diadakan 21 Desember 2021 mendatang. Ada 1000+ guru bergabung dalam kegiatan ini.

KOCO School juga mengadakan webinar yang sudah keempat kalinya diadakan. Juga Eskalasi KOCO yang sudah dilaksanakan sebanyak dua kali. Kegiatan ini sangat membantu guru dalam meningkatkan skill agar bisa menjadi guru yang berkualitas. Sehingga, pada akhirnya, mutu pendidikan akan meningkat pula.

Saat ini KOCO School telah bekerja sama dengan 100 sekolah di platform KOCO Schools. Program ini sangat bermanfaat dalam menciptakan ekosistem yang membangun pendidikan bersama-sama.

2. KOCO LMS

Solusi pembelajaran satu akses yang terintegrasi untuk guru, siswa dan orang tua baik secara online maupun hybrid seperti PTM terbatas yang dilakukan saat ini. Inisiatif #NoChildLeftBehind juga sejalan dengan program Kemendikbud Ristek selama 2 tahun terakhir yang fokus pada transformasi pendidikan dan pelatihan guru.

3. KOCO PISA Quiz Bank

KOCO Schools yang menyediakan hingga 35.000+ soal berfokus pada Sains, Literasi dan Numerasi. Tidak diragukan lagi kiprah KOCO Schools dalam membantu menyadarkan kita bahwa peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia merupakan tugas bersama. Dengan soal-soal PISA ini, guru dan siswa dapat berlatih untuk menghadapi survei PISA atau AKM yang akan dilaksanakan.

Akhir Tulisan

Saat pandemi, banyak sekali guru yang kebingungan dengan strategi mengajar. Padahal solusinya salah satunya dengan menggunakan learning manajemen system atau LMS.

KOCO LMS merupakan solusi pembelajaran satu akses yang terintegrasi untuk guru siswa dan orangtua baik secara online maupun hybrid seperti pembelajaran tatap muka terbatas yang dilakukan saat ini.

Saat ini pendidikan di negeri kita mungkin masih jauh dari harapan. Namun, hal ini tidak lantas menjadikan kita patah semangat.

Kita harus yakin bahwa pendidikan kita akan semakin maju. Namun, perlu adanya kolaborasi kita semua. Ya, setiap elemen bangsa harus bergotong royong untuk kemajuan pendidikan.

Mulai dari guru, siswa, orang tua, masyarakat, dan pemerintah serta lembaga-lembaga yang peduli dengan pendidikan. Apalagi didukung dengan guru abad 21, kita sangat yakin bangsa ini bisa menjemput takdirnya menjadi bangsa yang semakin maju. There is a will, there is a way. (*)

Referensi :

https://blog.kocoschools.com/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5658905/5-negara-asean-dengan-sistem-pendidikan-terbaik-tahun-2021-ri-termasuk

https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/07/13524501/skor-pisa-melorot-disparitas-dan-mutu-guru-penyebab-utama?

https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5e9a4c3ded9d2/biang-masalah-mutu-pendidikan-indonesia

https://www.kompasiana.com/srimiati1597/6111f69806310e6a9436c787/kompetensi-guru-abad-21

https://mediaindonesia.com/humaniora/442543/dukung-program-kemendikbud-ristek-koco-schools-inisiasi-nochildleftbehind

https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01317844/70-guru-tidak-kompeten

https://www.republika.co.id/berita/r1lxt5456/dukung-kemendikbud-koco-schools-inisiasi-nochildleftbehind

https://www.instagram.com/p/CWslJTVhNwn/