Setapak Perubahan POLRI

Semakin Dekat dan Bersahabat Dengan Masyarakat

Meskipun cuaca panas, Wakapolres Lebak Kompol Bambang Supeno, SIK. tetap bersama para demonstran. Beliau melakukan penjagaan keamanan. Beberapa saat kemudian, cuaca berubah. Hujan turun membasahi bumi. Namun, beliau tidak beranjak dari lokasi demonstrasi. Alih-alih berteduh beliau malah duduk bareng dan hujan-hujanan bersama para demonstran. 

Itulah sebuah potret kedekatan polisi bersama rakyat. Polisi pun menjadi sahabat dan mitra bagi masyarakat.

Pembaca, begitulah potret yang saya dan banyak orang saksikan pada aksi yang dilakukan oleh mahasiswa. Saat itu saya sebagaii penonton saja, sih. Sempat menyaksikan betapa kerennya aparat kita. Ramah pada demonstran. Malah duduk bareng dan ikut hujan-hujanan saat itu.

Angkat topi, buat beliau!

 

Selain wakapolres Lebak, ada satu sosok polisi yang saya kagumi. Sosok polisi ini dikenal supel bergaul dengan masyarakat. Beliau anggota Kepolisian Resor (polres) kabupaten Lebak Polda Banten. Kepada masyarakat biasa beliau tidak sungkan untuk berbaur. Namanya Pak Agus.

Aktif Bergotong Royong,

Ringan Tangan Menolong

Gotong royong merupakan sebuah kegiatan yang terus dipertahankan di masyarakat kita. Termasuk di lingkungan kami. Pak Agus, sebagai seorang polisi yang juga anggota masyarakat selalu ikut kegiatan gotong royong yang diadakan di lingkungan kami. Mulai dari membersihkan sampah, membuat penahan jalan, mengecor jalan, membuat portal di pintu masuk, membuat pos kamling, memasang lampu hingga membersihkan mushola.

Pak Agus (kaos kuning) aktif dalam kegiatan gotong royong warga (dok. pribadi)

Tidak ada gengsi atau jaga wibawa. Beliau ikut turun tangan dalam kegiatan gotong royong. Bahkan beliau menjadi andalan para warga. Misalnya saat pengecoran jalan. Beliau turun tangan mengaduk semen dan meratakan jalan.

Tidak banyak warga yang bisa melakukannya karena faktor tenaga dan usia.

Seperti saya jarang mengaduk semen karena tidak kuat. Tapi Pak Agus seperti punya tenaga kuda sehingga dengan santainya mengaduk semen. Banyak yang dikerjakannya. Saat membuat penahan jalan tanah jalan pun beliau ikut. Saat kondisi hujan rintik pun tetap datang.

Beberapa kali dia bawa anaknya juga ke tempat gotong royong itu mungkin sambil ngajarin anaknya sih. Menunjukkan supaya kita itu harus bermasyarakat dan terlibat dalam kegiatan masyarakat. Seperti layaknya sosok polisi yang gesit dan dapat diandalkan serta memiliki jiwa seorang pemimpin.

 

Rutin Ikut Kegiatan Pengajian

Setiap bulan di perumahan kami diadakan pengajian di musola. Biasanya mengundang kyai dari pondok pesantren. Mungkin tidak semua yang hadir. Ada saja yang izin. Tapi Pak Agus selalu hadir. Kadang sebagai peserta saja. Lain waktu membawa makanan atau penanggung jawab kopi untuk para hadirin.

 

Pak Agus (paling kanan) aktif mengikuti kegiatan pengajian (dok. pribadi)

Pak Agus sering membawa anaknya juga ke mushola untuk ikut pengajian. Sepertinya mereka berdua mengajarkan kepada anak-anak mereka untuk juga aktif mengikuti kegiatan masyarakat termasuk kegiatan keagamaan.

Malahan beberapa waktu lalu sosok polisi yang humble itu ikut menyediakan kopi untuk kyai. Saya kagum karena pada saat memberikan gelas kelihatan takzim sekali.

Terlihat dari badannya yang membungkuk kepada sang kyai. Meskipun sudah jadi aparat, tetap memegang teguh nilai kesopanan. Sosoknya rajin ke musola. Sejauh pengamatan saya, beliau di ke musola saat waktu Magrib, Isya, dan Subuh. Mungkin Zuhur dan Ashar masih di kantor. Sering membawa anaknya ke musola. Lagi-lagi dalam rangka mengajarkan sebuah keteladan kepada anaknya itu.

Pak Agus (tengah) kedapatan sedang salat berjamaah (dok. pribadi)

Dekat Dengan Anak-Anak

Sosok polisi ini dekat dengan anak-anak. Kedekatannya terlihat juga saat di mushola. Seperti kondisi mushola pada umumnya, mushola kami ribut dengan anak-anak. Kadang mengganggu. Tetapi kami akhirnya menganggap wajar karena namanya anak-anak, ke mushola pun pasti untuk bermain.

Para bapak-bapak memperingatkan anak-anak itu.

“Jangan ribut. Salat dulu.” 

“Kalau ribut jangan pakai suara,” kata bapak-bapak yang lain.

Di lain waktu Pak Agus menertibkan anak-anak.

Mereka disuruh berdiri selang-seling antara bapak-bapak dan anak-anak. Jadi anak-anak diapit oleh bapak-bapak sehingga mereka segan untuk ribut.

 

Tanpa banyak nyuruh atau kata-kata Pak Agus bisa menertibkan suasana salat saat itu. Anak-anak pun bisa lebih tertib. Begitulah Pak Agus menemukan cara efektif untuk menertibkan kondisi musola.

Anaknya Pak Agus sering naik di punggung ayahnya saat sujud. Mungkin dianggap mainan. Namun Pak Agus tidak marah. Dia maklum.

 

Pak Agus membantu anak-anak lomba 17-an di permahan (dok. pribadi)

“Kita ingat zaman waktu kecil aja Mas Padil. Kita dulu juga ribut kan ya? Kita itu cermin anak-anak kita. Anak-anak ribut ya wajar. Namanya anak-anak. Tapi walaupun ribut, kita tidak mendiamkan, tetap mengingatkan,” begitu katanya menjelaskan.

Motivasi Jadi Polisi:

Membantu Banyak Orang

Bertemu dengan Pak Polisi di kantornya (dok. pribadi)

Saya pernah bertanya ini kepada Pak Agus. Saya penasaran motiasi apa beliau menjadi polisi.

“Kalau boleh tahu apa motivasinya untuk menjadi polisi?”

“Ingin mengabdi pada negara Mas. Sekalian membantu banyak orang.”

 

Jadi seperti itu saja alasannya. Tapi bagi saya mengandung makna yang sangat dalam. Karena membantu banyak orang itu bukan hal yang mudah. niat yang luhur. Zaman sekarang banyak juga yang hanya ingin untung sendiri tapi jarang yang mau menguntungkan orang lain.

 

Sosok aparat tidak lagi menjadi sosok yang ditakuti. Dan memang bukan sosok yang menakutkan.

Sosok aparat justru menjadi mitra masyarakat untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman di lingkungan masyarakat.

 

Dan tidak kalah penting yang harus kita akui peranan polisi adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sosok polisi seperti pak Agus menjadi sosok terdepan dalam memberikan layanan bagi masyarakat. Melayani masyarakat baik saat memakai seragam maupun tidak memakai seragam.

 

Jika ada kebutuhan atau keperluan, warga biasanya minta tolong kepada Pak Agus. Misalnya tentang masalah sertifikat rumah.

Padahalkan kita sudah menunaikan kewajiban kita. Harusnya segera mendapatkan hak. Masalah sertifikat memang gampang-gampang susah. Padahal hal ini krusial. Bayangkan kalau punya rumah tanpa sertifikat. Padahal kita sudah menunaikan hak kita.

Salah seorang warga, namanya Pak Fajar, sudah berusia lanjut. Sudah empat tahun rumahnya lunas. Tapi belum dapat sertifikat tanah.

 

Suatu hari saya berbincang dengan Pak polisi.  Katanya beliau dimintai tolong oleh Pak Fajar untuk mengurus sertifikat rumahnya.

“Yang penting beliau percaya minta tolong sama saya, Mas. Kan kasihan Mas, beliau sudah lanjut usia. Kebayang misalnya beliau meninggal tapi belum megang atau melihat sertifikat. Saya nggak minta apa-apa. Yang penting mohon restunya supaya urusannya lancar. Sertifikat bisa di tangan. Kan gitu?” katanya.

“Yang penting kita itu berusaha mendapatkan apa yang menjadi hak kita, Mas.”

Itu adalah salah satu potret bagaimana warga meminta tolong kepada sosok polisi yang jadi andalan warga perumahan ini. Seperti itulah potret yang diharapkan pada sosok polisi.

Dari obrolan dengan warga lain, saya tahu tidak ada biaya mengurus sertifikat lewat Pak Polisi itu. Mau dikasih tapi tidak mau, katanya. Benar-benar membantu secara tulus.

Seperti itu juga yang kita harapkan pada lembaga kepolisian. Kita berharap Polri diharapkan menjadi mitra masyarakat dan membantu memberikan layanan kepada masyarakat. Polri bisa menjadi solusi bagi permasalahan masyarakat. Memang polisi bukan sebuah lembaga superpower yang menyelesaikan semua masalah. Tapi setidaknya sudah bersedia dan berproses menjawab keresahan masyarakat. Pelayanan yang ramah dan usaha yang akan membantu itu sangat penting. Kalau masalah hasil tentu tergantung dari usaha dan takdir yang akan kita terima.

Aplikasi PRESISI Polri

Semakin Digital, Semakin Melayani Optimal

Aktivitas manusia semakin intens di dunia digital. beragam aktivitas budaya, ekonomi, pendidikan, politik, dan lainnya melibatkan digitalisasi. Dengan pelibatan digital, beragam kegiatan itu bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja.

Hal ini pun dimanfaatkan pula oleh Polri untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Berbagai terobosan Polri dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi PRESISI Polri.

Presisi merupakan singkatan dari Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan adalah inovasi terbaik mewujudkan pelayanan yang maksimal untuk masyarakat. Presisi yakini konsep yang paling tepat dalam menghadapi tantangan era 4.0.

Dengan aplikasi PRESISI Polri, kita lebih mendapatkan berbagai layanan dan informasi dari kepolisian. Inilah beberapa layanan yang pengajuannya bisa dilakukan secara online melalui aplikasi PRESISI Polri.

Perpanjang STNK

Perpanjang SIM

SKCK Online

Pajak Kendaraan

E-Tilang

Dumas/Propam

S2HP

Izin Keramaian

Izin Senjata Api

Perpanjang KTA Satpam

Layanan itulah yang bisa kita urus melalui aplikasi PRESISI Polri. Pastinya fitur-fitur layanan publik online itu semakin memudahkan masyarakat yang membutuhkannya.

Selain fitur-fitur layanan publik di atas, PRESISI juga menyediakan fitur informasi tentang kepolisian untuk masyarakat umum, seperti Museum Polri (Informasi tentang sejarah kepolisian RI),TV/Radio Polri (Informasi kepolisian digital yang diselingi hiburan aktif), Lokasi Rawan (Informasi lokasi-lokasi rawan), Pos Kesehatan (Informasi layanan kesehatan), dan lainnya. Juga tersedia fitur berita/informasi terkini atau trending di masyarakat yang memperluas wawasan kita.

Untuk bisa menggunakan layanan ini kita harus membuat membuat akun PRESISI terlebih dahulu. Tapi jangan khawatir, langkahnya sangat mudah. Tidak lama. Hanya 2 menit saja.

1. Unduh dan install aplikasi Presisi POLRI di Play Store (ukuran filenya 47 MB saja).

2. Masuk ke aplikasinya, pilih Daftar Baru, klik selanjutnya.

3. Masukkan No HP untuk mendaftarkan akun PRESISI, kemudian masukkan kode Verifikasi OTP yang diterima melalui SMS.

4. Isi Nama dan buat Password untuk akun PRESISI Anda, lalu klik Selanjutnya.

5. Setelah Registrasi akun PRESISI Anda telah berhasil. Akan muncul tulisan Registrasi Berhasil. Lalu ada pilihan Lengkapi Data Identitas Anda sekarang untuk memudahkan dalam penggunaan layanan.

 

 

 

Satu Tahun PRESISI POLRI,

Tentang Setapak Perubahan

Telah satu tahun Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri). Beliau dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Januari 2021 lalu. Di kepemimpinannya, Kapolri Sigit mengusung semangat transformasi Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan).

Selama satu tahun itu pula, Kapolri Sigit telah melakukan berbagai perubahan mewujudkan Polri yang Presisi. Ada tiga fungsi pokok Polri yang dimaksimalkan yaitu Polri yang melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat. Gagasan dan aksi nyata mewujudkan gagasan itu dituangkan Sigit dalam buku berjudul Setapak Perubahan: Catatan Pencapaian Satu Tahun Polri yang Presisi.

Sumber foto : Republika Online

Yang agak mengherankan mengapa tema buku itu adalah Setapak Perubahan. Padahal saya yakin Polri telah melakukan banyak gebrakan dan pencapaian yang dituangkan dalam buku setebal 240 halaman itu. Terdapat empat transformasi vital dengan 16 program prioritas, 51 kegiatan 177 aksi, dan delapan komitmen. Banyak yang sudah dicapai. Namun mengapa pakai diksi ‘Setapak’?

Ah, saya rasa ini bentuk kerendahan hati Pak Kapolri. Bukan pengakuan tetapi yang paling penting adalah pencapaian. Pak Kapolri mengakunya baru setapak. Padahal sudah ‘ribuan’ jejak Polri.

Salah wujud nyatanya adalah pengintegrasian 886 aplikasi terkait Polri menjadi satu data. Kapolri Sigit menyebutkan langkah ini untuk memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan Polri yang optimal.

Dalam empat transformasi yang diusung dalam Polri Presisi seluruhnya sudah mencapai hasil maksimal dan akan terus ditingkatkan. Transformasi organisasi saat ini telah mencapai 98,20 persen.

Sehingga tidak mengherankan jika data Indikator Politik Indonesia mengungkapkan sebanyak 70,3% responden menilai puas terhadap kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Seperti pepatah klasik katakan bahwa perjalanan ribuan kilometer selalu dimulai dengan satu langkah. Maka ini langkah pertama kami. Langkah pertama yang dijejakkan dalam perjalanan panjang ini kami tempuh dengan niat yang baik, ikhtiar keras, dan tentunya dengan keikhlasan. Kami berupaya menjadi lebih baik untuk kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat. Dan di atas segalanya tentu kita selalu berdoa dan bermohon diberikan kemudahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.” Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Setapak bisa juga sebagai sebuah tekad bahwa akan banyak jejak-jejak lagi yang menjadi gebrakan Polri. Kita bukan hanya sekadar menunggu tetapi juga membantu. Ya, membantu Polri untuk mewujudkan prestasi-prestasi. Dengan berkolaborasi, kita pasti bisa meraihnya. Selamat Hari Bhayangkara ke-76. Semoga Polri sebagai Rastra Sewakottama atau Pelayan utama Bangsa semakin dekat dan bersahabat dengan masyarakat. (*)

Bahan Tulisan:

https://presisi.polri.go.id

https://indonesiatoday.co.id/read/kepuasan-atas-kinerja-kapolri-listyo-sigit-meningkat-588518

https://news.detik.com/berita/d-5592620/kapolri-kepercayaan-publik-ke-polri-versi-survei-alvara-865-persen

https://www.republika.co.id/berita/r6d2wc459/satu-tahun-kapolri-setapak-perubahan-wujudkan-pelayanan-masyarakat-yang-terbaik